Efek pedas seolah lidah terbakar adalah reaksi paling cepat yang dirasakan tubuh. Tapi jika terus mengonsumsi makanan pedas dalam jumlah banyak dan kadar kepedasan yang tinggi maka dampaknya akan lebih luas.
Makanan pedas memang memiliki banyak manfaat, salah satunya mengasup vitamin C dalam jumlah besar. Tapi kalau dikonsumsi berlebihan maka akan berakibat buruk. Dampaknya bisa membuat perut bergejolak, mulut iritasi bahkan membuat otak kebingungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Mulut Iritasi
Foto: iStock
|
Cabai memang mengandung vitamin yang baik untuk kesehatan mulut terutama mencegah dan mengobati sariawan. Tapi di lain sisi, cabai juga mengandung zat yang menyebabkan efek panas.
Selain perasaan seperti terbakar, panas yang dihasilkan cabai ini juga bisa membuat kulit iritasi demikian juga lidah. Terlalu banyak paparan pedas cabai pada lidah dan bibir akan membuat lidah memerah, panas, perih dan bahkan kebas.
Jika sudah merasakan hal demikian, saatnya mendinginkan lidah dengan membilas mulut segera. Pilih minuman yang cepat menghilangkan rasa pedas seperti susu atau es krim.
Dalam kasus yang lebih parah, olesi lidah dengan salep khusus untuk mencegah adanya infeksi yang lebih parah.
2. Telinga Tuli
Foto: dok. iStock
|
Selain berkeringat dan mengeluarkan air mata, makanan pedas juga memberi dampak negatif pada sistem pendengaran. Biasanya orang yang makan makanan pedas terlalu banyak akan merasakan tuli sementara.
Telinga secara tiba-tiba akan berdengung dan kehilangan fungsi optimalnya. Makanan pedas ternyata memberikan stimulus berlebih pada syaraf trigeminal yang menyebabkan pembengkakan dan menggaggu saraf koklea sehingga mempengaruhi pendengaran.
Efek tuli ini berlangsung sementara, jika mulut sudah tidak merasakan pedas lagi maka fungsi pendengaran akan kembali normal.
Baca juga : Jangan Takut Makan Pedas, 5 Minuman Ini Bisa Jadi Penawar Panas Cabai
3. Perut Melilit
Foto: Istimewa
|
Efek perut panas dan melilit memang tidak langsung bisa dirasakan. Biasanya membutuhkan waktu beberapa jam setelah makan makanan pedas.
Makanan pedas membuat perut bergejolak karena sistem pencernaan akan lebih cepat memproses makanan. Ketika makanan pedas sampai di usus dan jumlahnya tak bisa ditolerir maka dampak paling umum adalah timbulnya diare dan perut melilit.
Makanan pedas yang diproses di usus besar bisa menyebabkan efek iritasi. Tubuh secara otomatis akan mengirimkan lebih banyak air ke dalam usus, inilah yang membuat feses menjadi lunak.
4. Merasa linglung
Foto: iStock
|
Siapa sangka makanan pedas ternyata berdampak juga pada sistem kerja otak. Semakin pedas makanan yang disantap maka akan merangsang reseptor di kulit untuk merespon energi panas.
Tubuh yang menanggapi pengauh panas ini akan mengirim sinyal pada sistem syaraf otak sehingga membuat orang merasa bingung dan linglung. Efek rangsangan ini membuat otak seolah merasa ambigu dan lambat dalam menerima informasi. Terkadang saat kepedasan, orang juga akan mengalami sakit kepala.
Bukan hanya rasa pedas yang berasal dari cabai saja, efek pedas dari lada, paprika dan bahan pedas lain yang mengandung capsaicin juga membuat otak menjadi lemot. Nah jadi kira-kira ya kalau mau makan pedas supaya tidak linglung.
5. Maag akut
Foto: Shutterstock
|
Gastritis atau maag akut bukan hanya terjadi pada orang yang makan tidak teratur saja tetapi juga berpotensi diderita orang yang sering makan makanan pedas. Semakin banyak menyantap makanan pedas dalam jangka panjang akan menyebabkan radang pada lambung.
Makanan pedas menurunkan kemampuan lapisan pelindung pada lambung. Jika lapisan pelindung ini terkikis maka bakteri bisa dengan mudah berkembang di dalam lambung. Tak jarang bahkan makanan pedas juga membuat lambung mengalami luka.
Tanda yang mudah dikenali dari gejala ini adalah seringnya perut merasa mual, kembung, perih bahkan hingga muntah usai makan makanan pedas.
Baca juga : Penggemar Makanan Pedas Terbukti Punya Gairah Seks Lebih Tinggi
Halaman 2 dari 6