5 Kesalahan Masak Nasi yang Masih Sering Dilakukan Orang

5 Kesalahan Masak Nasi yang Masih Sering Dilakukan Orang

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Selasa, 03 Sep 2019 08:30 WIB
5 Kesalahan Masak Nasi yang Masih Sering Dilakukan Orang
Foto: Istimewa
Jakarta - Masak nasi terlihat mudah, namun masih banyak orang salah dalam prosesnya. Alhasil nasi menjadi terlalu lembek atau justru masih keras.

Nasi menjadi makanan pokok untuk banyak orang di negara Asia. Mulai dari India, China, Jepang, hingga Indonesia. Di tiap negara ini, orang-orangnya memasak nasi untuk beragam hidangan. Soal beras yang dimasak pun bervariasi.

Sebut saja nasi basmati yang berbulir panjang umum dimasak di India hingga nasi bulir pendek yang terkenal pulen dan wangi dari Jepang. Untuk memasak nasi, cara yang masih umum dilakukan adalah memasak dengan kompor (aron) atau rice cooker.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memasak nasi dengan kompor memerlukan panci berkualitas bagus dan suhu yang tepat agar tekstur nasi nantinya pas. Sementara pada rice cooker, meski terlihat mudah, rasio air dan beras juga harus tepat demi menghasilkan nasi yang enak.

detikFood merangkum beberapa info penting soal kesalahan memasak nasi, baik yang di kompor atau di rice cooker. Informasinya bisa disimak seperti berikut.

Baca Juga: Ini Cara Memasak Nasi Gaya Chef Restoran

1. Tidak mencuci beras

Foto: Istimewa
1. Tidak mencuci beras
Sebagian besar orang masih beranggapan beras tidak perlu dicuci agar nutrisi dan vitaminnya tidak hilang. Padahal beras masih mungkin mengandung debu atau kotoran dalam proses produksinya. Dengan mencuci beras maka berfungsi menghilangkan seluruh kotoran yang ada.

Meski tak ada rumusan baku soal berapa kali beras harus dicuci sebelum dimasak, banyak orang menyebut maksimal 3 kali proses bilas adalah yang terbaik. Namun yang paling penting adalah memastikan air bilasan beras sudah agak jernih, tidak terlalu keruh karena mengandung terlalu banyak pati.

Yang perlu diperhatikan, tidak semua jenis beras perlu dicuci. Pada risotto yang populer di Italia, beras Arborio tidak perlu dicuci. Demikian juga dengan beras Jepang jenis tertentu tidak boleh dicuci. Lalu bagaimana soal mekanisme merendam beras? Beras basmati yang berbulir panjang jelas perlu direndam sebelum dimasak.

Jenis beras biasa seperti yang umum ditemui di Indonesia juga bisa direndam. Cara ini lebih kepada untuk menyingkat waktu masak nantinya. Satu hal yang penting diperhatikan, beras untuk sushi tidak boleh direndam karena bisa membuat teksturnya tidak ideal saat dicampur cuka beras nantinya.

2. Tidak menggunakan air dalam jumlah tepat

Foto: Istimewa
2. Tidak menggunakan air dalam jumlah tepat
Menambahkan air pada beras yang dimasak ada aturannya. Untuk beras putih yang umum dipakai di Indonesia, tambahkan 1.5 cup air untuk tiap 1 cup kecil beras putih yang dimasak.

Agar lebih mudah, gunakan metode jari untuk menentukan jumlah air yang tepat. Caranya letakkan jari Anda di panci berisi beras dan air. Ukur air hingga mencapai ketinggian sesuai bagian pertama ruas buku jari telunjuk Anda.

Untuk beras yang bulirnya lebih panjang, air yang digunakan adalah 1.75 cup untuk tiap cup beras yang dimasak. Sementara untuk beras merah, tambahkan jumlah air dua kali lipat dari saat memasak beras putih.

3. 'Mengganggu' nasi yang tengah dimasak

Foto: Istimewa
3. 'Mengganggu' nasi yang tengah dimasak
Saat memasak nasi di rice cooker, Anda hanya perlu melihat lampu indikator berubah dari 'Cook' menjadi 'Warm'. Keinginan mengintip-intip nasi yang tengah dimasakpun jadi berkurang.

Tapi kalau memasak nasi di panci, sering kali seseorang membuka tutup panci untuk mengecek tekstur nasi. Padahal langkah ini kurang tepat karena bisa mempengaruhi tekstur dan rasa nantinya.

Ketika Anda membuka tutup panci nasi, Anda membiarkan uapnya keluar masuk sehingga temperatur memasak otomatis jadi lebih rendah. Usahakan juga tidak mengaduk nasi yang tengah dimasak di panci. Mengaduk nasi saat dimasak bisa memecah buliran beras dan berakhir membuat nasi Anda tidak menggugah selera.

4. Tidak membumbui nasi

Foto: Istimewa
4. Tidak membumbui nasi
Siapa bilang nasi tidak bisa dibumbui setelah matang? Nasi makin enak dengan sentuhan rasa gurih atau umami dengan penambahan beberapa bumbu. Anda bisa membumbui nasi dengan dua cara. Lewat air untuk merendam beras atau membumbui nasi yang sudah matang.

Nasi sebenarnya tak ubahnya pasta dan kebanyakan makanan lain. Cita rasanya lebih maksimal saat sudah dipadukan bumbu. Anda bisa mengambil inspirasi bumbu untuk nasi sushi di Jepang.

Orang sana menambahkan cuka beras, garam, dan gula pada nasi yang matang. Paduan bumbu ini dijamin membuat rasa nasi makin enak.

5. Langsung memakan nasi setelah baru matang

Foto: Istimewa
5. Langsung memakan nasi setelah baru matang
Banyak orang tak bisa menolak kelezatan nasi panas. Tapi usahakan tidak memakan nasi yang baru saja matang. Sebab nasi membutuhkan waktu untuk menjadi tanak. Ketika sudah tanak, nasi menjadi lebih pulen dan tak menggumpal ke depannya.

Waktu untuk mengistirahatkan nasi sekitar 10 menit setelah selesai dimasak. Waktu ini berlaku untuk semua jenis beras yang dimasak.

Baca Juga: Bosan Nasi Putih? Coba Masak Nasi Pakai Milk Tea dan Boba
Halaman 2 dari 6
(adr/odi)

Hide Ads