Ketika sekolah, Anda tentu pernah melakukan percobaan dengan air mendidih di laboratorium. Percobaan di sekolah ini menunjukkan bahwa titik didih air tidak sepenuhnya mencapai 100 derajat celcius.
Baca Juga: Ilmuwan Ciptakan Alkohol Sintesis yang Tidak Bikin Mabuk
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Secara teori, suara itu sangat keras. Bahkan tim mengatakan suara tersebut tepat pada batas suara paling keras yang pernah dihasilkan dalam air.
Tekanan suara yang tercipta dalam percobaan ini menghasilkan lebih dari 270 desibel, yang dianggap lebih keras daripada peluncuran roket. Untungnya, para ilmuwan tidak dapat mendengar suara yang menghancurkan telinga ini karena suara ini terjadi dalam bentuk yang sangat kecil di lingkungan laboratorium.
Di sini para peneliti ingin menggunakan Linca Coherent Light Source (LCLS) untuk mempelajari lebih lanjut bagaimana gelombang suara intensitas tinggi yang hasilakan suara keras bisa mempengaruhi sampel.
"Tepat di bawah ambang batas, di mana suara akan mendidihkan air dalam satu gelombang osilasi," ujar ketua peneliti Claudiu Stan dalam Food and Wine.
![]() |
Para ilmuwan mempelajari bahwa jika suara dibuat lebih keras lagi, tentu akan mengacaukan semuanya. Air pun akan rusak jika tekanan yang diberikan oleh gelombang kejut menjadi lebih besar.
Peneliti mengatakan, jika Anda dapat membuat suara 270 desibel di dapur, Anda mungkin bisa merebus sepanci air secara instan. Namun bukan dengan trik memecahkan gelas sambil bernyanyi pada frekuensi yang tepat. Namun caranya tetap dengan mendidihkan air dengan membuat suara 270 desibel.
Baca Juga: Demi Kuliner Indonesia, Ilmuwan UGM Tetap Meneliti Meski dalam Kebutaan (lus/lus)