Lebaran seolah tak lengkap tanpa suguhan nastar di meja. Nastar merupakan kue ikonik yang populer sejak lama di Indonesia. Kata "nastar" sendiri berasal dari gabungan "ananas" dan "taart" dalam bahasa Belanda yang berarti tart nanas.
Sebenarnya konsep nastar serupa "pineapple tart" atau "pineapple cake" yang populer di luar negeri. Adonan kue berbahan mentega, telur, gula dan terigu ini diberi isian selai nanas yang legit dan manis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca Juga: Cara Membuat Nastar Mulus Tanpa Retak-retak Halus
Nanas jadi pilihan populer karena buah tropis ini mudah ditemui di Indonesia. Melihat versi tart atau cake lain di Eropa, biasanya kue-kue dengan adonan mirip nastar dibuat menggunakan blueberry atau apel. Sayangnya kedua buah itu sulit didapat di Indonesia pada zaman dulu.
Nah, menilik adonan nastar, pastry chef Yongki Gunawan mengatakan nastar bukanlah kue kering. "Jenis adonannya heavy dough. Menggunakan shortbread sehingga bukan termasuk kue kering," katanya pada detikFood (20/5).
Hal ini juga ditandai dari tekstur nastar yang tidak serenyah kue kering lain seperti kastengel atau putri salju. "Teksturnya chewy, kayak melempem," jelas Chef Yongki.
![]() |
Ia menilai hanya di Indonesia saja nastar digolongkan sebagai kue kering. Namun penyebutan yang sudah sangat jamak ini seolah sulit diubah.
Soal penyajian nastar, Chef Yongki mengatakan nastar tidak perlu ditaruh di stoples rapat. "Di tempat terbuka saja, tambah melempem, tambah enak, dan tambah chewy. Mau 5 hari juga aman. Kalau terigunya dikukus, bisa tahan 1 bulan bahkan," pungkas pria ramah ini.
Baca Juga: Cara Bikin Selai Nanas Buat Isi Nastar yang Legit dan Harum
(adr/odi)