Chef Virgilio Martinez sengaja membawa puluhan ikan piranha beku dari restoran miliknya yang ada di Lima, Peru bernama Central. Puluhan ikan predator itu rencananya akan dijadikan sajian spesial dalam festival kuliner Los Angeles.
![]() |
"Saya sangat terobsesi soal ide membawa piranha karena kami punya Amazon piranha di Central. Jadi saya beride, kenapa tidak kita bawa saja piranhanya ke LA?'," cerita Chef Martinez pada Times.
Sayangnya, ide tersebut justru membuatnya harus berhadapan dengan petugas bandara di Los Angeles. Kepada Times, Chef Martinez menceritakan momen saat seorang petugas bandara mempertanyakan isi tasnya.
Baca juga: Bawa Cokelat Bentuk Perkakas Otomotif, Penumpang Ini Nyaris Tak Bisa Naik Pesawat
![]() |
Begitu ditanya apa isi tas yang ia bawa, Chef Martinez menjawab, "Tulang. Daging." Mendengar jawaban itu, Chef Martinez pun diboyong petugas ke ruang interogasi khusus. Di sana, ia ditanya apa yang akan dilakukan dengan ikan piranha beku yang ia bawa.
Usai empat jam menjalani proses interogasi, akhirnya Chef Martinez diperbolehkan membawa piranha beku miliknya. "Saya memperlihatkan menu (milik restoran Central) dan berkata 'Lihat, ini yang akan saya lakukan pada piranha-piranha itu'. Akhirnya petugas itu berkata, 'Oh, wow, silahkan lanjutkan'," tutur chef berusia 41 tahun itu.
![]() |
Dikutip Fox News (10/5), petugas bandara membenarkan adanya hal itu. Menurut mereka, penyetopan dan proses interogasi itu memang jadi salah satu prosedur yang harus dijalani jika penumpang yang baru datang kedapatan membawa binatang eksotis.
Chef Virgilio Martinez sendiri merupakan chef populer yang dikenal akan kelezatan sajian khas Peru. Namanya pernah masuk dalam jejeran chef kondang lain di The World's Best 50 Restaurants. Di tahun 2014, restorannya naik peringkat dari posisi ke-35 menjadi posisi ke-16 sehingga memenangkan penghargaan "Highest Climber". Setahun setelahnya, restoran itu dijadikan 'Best Restaurant in Latin America'.
Baca juga: Bayar Tiket Pesawat Mahal, Penumpang Malah Dapat Makanan yang Mengecewakan (dwa/odi)