Paparan teknologi internet membuat berbagai hal dengan mudah dilihat bahkan diikuti oleh orang banyak. Tidak hanya hal baik, hal buruk yang cenderung membahayakan pun kerap ramai jadi perbincangan di jejaring sosial.
![]() |
Setelah Microwave Challenge dan 10 Years Challenge viral, kini dunia maya kembali diigemparkan dengan tantangan 'Shell On'. Bukannya lucu atau seru, tantangan ini dinilai konyol dan membahayakan oleh sejumlah warganet.
Baca juga: Setelah Tren Microwave Challenge, Kini Muncul Tren Minum Air Putih
Berawal di jejaring sosial Snapchat, Shell On Challenge mengharuskan orang untuk memakan apapun tanpa mengupas atau membuka 'cangkangnya'. Jika makanan yang dimaksud adalah apel atau buah berkulit tipis lainnya tidak menjadi masalah, bagaimana jika makanan yang dikonsumsi adalah pisang, telur, mentega dalam kemasan, bahkan biskuit dengan kemasan plastik.
![]() |
Dr. Hansa Bhargava, seorang Senior Medical Director untuk WebMD dan dokter anak menanggapi fenomena ini dengan serius. Meskipun tidak lebih berbahaya dari tantangan-tantangan yang pernah muncul beberapa tahun bekaalangan, terdapat banyak risiko yang akan muncul dari perilaku ini.
Baca juga: Tirukan Makanan yang Tengah Berputar Jadi Tren Terbaru Mircowave Challenge
Ketika manusia mengonsumsi buah tertentu tanpa dicuci atau dikupas, terdapat peluang besar masuknya sejumlah bakteri yang dapat merugikan tubuh. "Sebagai contoh, kontaminasi bakteri salmonella pada telur dapat menimbulkan kerusakan pada organ tubuh," Ujar Dr. Bhargava kepada Today (19/4).
![]() |
Terlebih jika yang dikonsumsi adalah pembungkus makanan buatan pabrik. Hal ini tentu akan berdampak serius bagi tubuh. Potongan kecil plastik mungkin akan turun dan ikut tercerna bersama makanan yang kita monsumsi. Namun, potongan besar plastik pembungkus makanan pasti akan merusak saluran pencernaan dan pernafasan. Terlebih lagi kandungan kimia pada plastik atau kemasan lainnya yang pasti merusak kesehatan.
Selain kerugian secara fisik, Dr. Bhargava juga menekankan bahwa gejala seperti ini juga merusak kesehatan mental para pengguna internet yang berpartisipasi di dalamnya. Menurutnya, momen seperti ini harus dimanfaatkan semua orang terutama orang tua untuk memberikan penjelasan dan pengertian kepada anak agar lebih bijak dalam menerima informasi.
Baca juga: Begini Jadinya Kalau Makanan Ikut 10 Years Challenge (dwa/adr)