Sebagai salah satu tonggak sejarah peradaban kota Paris, terbakarnya gereja Notre-Dame menjadi duka bagi seluruh pihak. Lima belas jam dilalap api, Katedral yang dibangun abad ke-13 itu mengalami kerusakan serius. Hal ini lantas menjadi perhatian bagi dua merek besar dalam industri wine Prancis.
Baca juga: Gaya Kuliner Alexandre Arnault, Anak Konglomerat Prancis Bernard Arnault
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Francois Pinault dikenal sebagai pemilik jaringan bisnis Kering yang mengepalai industri retail mewah internasional seperti Gucci, Yves Saint Laurent, serta Groupe Artemis dengan jajaran merek wine seperti Bordeux's Chateau Latour, Napa Valley's Eisele Vineyard, dan Burgundy's Clos de Tart. Pihak perusahaan Artemis Group sendiri memiliki aset pemasukan sekitar 30 miliar euro, sehingga nominal yang didonasikan untuk pembangunan gereja bersejarah itu tidak seberapa bagi perusahaannya.
Baca juga: Wine Terrazas des Los Andes Bisa Jadi Pilihan Baru untuk Pengiring Santap Siang
Tidak berbeda dengan pesaing bisnisnya, konglomerat pemilik Moet Hennessy Louis Vuitton Group turut mendeklarasikan rasa duka cita dan bantuannya untuk gereja Notre-Dame melalui akun instagram resmi mereka. Dalam unggahannya, pihak LVMH menyatakan, "Mereka akan menyumbangkan total 200 juta euro untuk dana rekonstruksi karya arsitektur ini, yang merupakan bagian integral dari sejarah Prancis."
![]() |
Nominal fantastis ini memang sangat pantas mengingat LVMH Group memiliki hampir seluruh merek wine ternama Perancis seperti Chateau d'Yquem, Dom Perignon, Veuve Clicquot, Ardbeg, Chateau Cheval Blanc, Glenmorangie, Krug, Cloudy Bay, Belvedere, Terrazas de los Andes, dan merek terkenal lainnya.
Selain dua nama besar dari industri wine Prancis, the Charlois grop yang merupakan pemilik berbagai perusahaan penyedia kayu barel turut berkontribusi. The Charlios group menjanjikan pasokan kayu tak terbatas untuk keperluan perbaikan gereja berusia 850 tahun itu. "Pengerjaannya pasti membutuhkan waktu bertahun-tahun, bahkan beberapa dekade, pekerjaan ini pasti membutuhkan banyak kayu," ujar Sylvain Charlois kepada AFP.
Baca juga: Port Wine Berumur 156 Tahun Ini Pecahkan Rekor Lelang Dunia
(adr/odi)