Lokasi warteg Mama Iyah, sapaan akrab Juariyah, ada di Jalan Veteran 3 tepatnya di area gudang istana. Dari luar bangunannya tak terlalu terlihat karena terhalang pagar. Namun pintu pagar yang besar selalu terbuka sehingga jadi penanda banyak orang untuk melongok ke dalam.
Di tahun 2015, warteg Mama Iyah disambangi dua menteri selepas kunjungan kerja mereka ke Tangerang. Menteri Perindustrian Saleh Husin dan Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri memilih bersantap di sini. Ada juga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Nusron Wahid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Baca Juga: Enak dan Murah, Warteg Jadi Tempat Jokowi hingga Anies Baswedan Makan Siang
Area warteg Mama Iyah juga populer dengan sebutan 'Kafe Mangga' karena keberadaan pohon mangga besar di halaman gudang. Selain warteg, ada penjual lain yaitu tukang gado-gado, rujak, kopi, dan rokok di sini.
Disambangi detikFood (10/4), Mama Iyah bercerita sudah berjualan nasi dan aneka lauk sejak 1985. "Dulu sempat pindah, tapi sekarang ke sini lagi (Jalan Veteran 3). Kalau di sini dari tahun 1990," kata wanita asal Bantul ini.
![]() |
Buka sejak pukul 6 pagi membuat warteg Mama Iyah jadi tujuan sarapan para pengunjungnya. Mama Iyah menjelaskan, "Paling ramai itu sekitar pukul 7 sampai 10 pagi, banyak pegawai dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mampir ke sini. Ada juga orang dalem istana seperti para protokol dan paspampres."
Ada puluhan menu yang ia jajakan, namun menu andalannya adakan ikan pesmol, urap, dan gorengan tahu tempe. Khusus untuk urap hanya tersedia di hari Jumat. Uniknya menu ini juga selalu dipesan pejabat kepala biro bagian umum untuk menandakan Jumat berkah yang diyakininya.
![]() |
"Pesanan bungkusan Pak Karo Umum itu bisa 140 porsi tiap hari Jumat. Sudah berjalan 1,5 tahun supaya urap dan nasi bungkus itu dibagikan pada pekerja cleaning dan taman," kata Mama Iyah.
Tonton video 'Melihat Warteg Mama Iyah yang Sering Disambangi Para Menteri':
Kalau tertarik makan di sini, Mama Iyah mematok harga mulai dari Rp 10.000 sampai Rp 16.000 saja. Menu termurah mendapat lauk telur, sementara paling mahal bisa pilih ayam atau ikan.
Salah seorang paspampres, Teguh, mengaku langganan makan di Mama Iyah. "Biasanya saya makan nasi, telur, sama sayur. Murah harganya, terjangkau sama menengah ke bawah. Rasanya juga enak banget. Makan siang sering di sini, bisa 3 kali dalam seminggu," kata Teguh.
![]() |
Tiap hari Mama Iyah memasak di tempat. Untuk urusan belanja, ia memilih ke Pasar Senen atau Pasar Petojo. "Beras itu nggak tentu tapi sehari bisa 14 liter, kalau telur 3 kg, ikan bawal 15 ekor, cuwe tongkol 20 biji, ampela 25 biji, kikil 1 kg. Ayam dua potong. Semua udah ada langganannya," lanjut Mama Iyah.
Ditanya soal hambatan, Mama Iyah mantap mengatakan tak ada hambatan dalam usahanya. Ia merasa mendapat berkah karena bisa buka usaha warteg di dekat Istana Merdeka, terlebih Mama Iyah tak perlu mengeluarkan uang sewa sepeser pun.
"Ngga ada hambatan, alhamdulillah, lancar terus. Nggak ada sewa, tempat ini disediakan orang istana. Satu sen pun ga bayar, alhamdulillah. Alhamdulillah surga saya ini. Semua penjual yang ada di sini ngga bayar," tutup Mama Iyah yang lokasi tinggalnya juga di sekitaran Jalan Veteran 3.
Baca Juga: Warteg 21 yang Legendaris Ini Pernah Disambangi Jokowi dan Megawati
(adr/odi)