Seperti hal lumrah kalau berbagi kamar dengan orang lain, barang pribadi termasuk makanan bisa hilang begitu saja. Hal ini dialami seorang wanita di Taipei, Taiwan yang tidak diketahui namanya. Ia menempati kamar bersama 5 wanita lainnya di Chinese Culture University.
![]() |
Dikutip dari Oddity Central (7/12), bulan lalu wanita itu kesal karena melihat yogurt kemasannya habis dan hanya ada sisa botol kosong di tempat sampah. Ia lalu menanyakan teman sekamarnya soal siapa yang meminum yogurt namun tak ada yang mau mengaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak terima, wanita itu membawa botol yogurt kosong ke kantor polisi. Ia mengadukan kasus pencurian ini lalu meminta polisi melakukan investigasi resmi untuk mengungkap siapa pencuri yogurt kemasan miliknya seharga USD 2 atau sekitar Rp 29 ribu ini.
![]() |
Kalau polisi di negara lain mungkin bisa menolak tangani kasus 'remeh' ini, rupanya kepolisian Taiwan menerimanya. Kasus ini diinvestigasi dengan bantuan kucuran dana.
Sebelumnya para polisi menanyakan lima teman sekamar korban pencurian yogurt, namun lagi-lagi tak ada yang mau mengaku. Mereka akhirnya putuskan lakukan tes forensik DNA untuk mencari tahu siapakah yang telah berbohong.
Tak tanggung-tanggung, tes DNA menelan biaya hampir USD 600 atau sekitar Rp 8,7 juta. Jumlah ini dianggap tak sebanding untuk mengungkap kasus pencurian yogurt botol senilai sekitar Rp 29 ribu saja.
Hingga kini belum jelas apakah pihak kepolisian sudah berhasil mengungkap pencuri yogurt atau belum, namun yang pasti tindakan mereka mendapat sorotan publik. Pasalnya kucuran dana untuk tes DNA adalah dana publik.
Tindakan kepolisian Taiwan ini jadi viral dan mengundang kemarahan netizen di media sosial. Banyak netizen menyayangkan kenapa polisi mengeluarkan banyak dana untuk kasus tak penting ini. Sementara yang lain menyuruh wanita korban pencurian itu untuk keluar saja dari kamar jika tak rela kehilangan sebotol yogurt kemasan.
Baca Juga: Curi Angsa dari Taman Kota untuk Dikonsumsi, Pria Ini Masuk Penjara (lus/odi)