Perkembangan kuliner Indonesia, tak lepas dari pengaruh China. Sudah ada sejak abad ke-7, banyak imigran China yang mendarat di pesisir Indonesia.
Para imigran yang kebanyakan dari Hokkian ini kemudian mebawa budaya serta memperkenalkan makanan mereka, termasuk memberi nama sebutan untuk nama makanan menggunakan kata Hokkian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca Juga: Dibawa Oleh Imigran, Hidangan China Beradaptasi dengan Rasa Lokal
Bakpia
Foto: iStock
|
"Bakpia terdiri dari dua kata. Bak artinya daging, tapi bukan daging babi. Sementara pia, artinya kue. Jadi bakpia merupakan kue daging. Tapi semenjak masuk di Indonesia, bak pia telah bertransformasi menjadi isian kacang hijau, cokelat, dan keju," tutur Aji Chen.
Siomay
Foto: iStock
|
"Dulu orang Indonesia belum kenal siomay. Nama siomay terbentuk dari sebutan Hokkian. Shu dan mai. Shu itu artinya memasak, dan mai itu artinya menjual. Jadi siomay artinya dimasak dan dijual,"
Bakmi
Foto: iStock
|
Salah satunya jajanan populer di Indonesia, yaitu bakmi. Dulu makanan dipopulerkan oleh pedagang dari China yang ada di Indonesia. Nama bakmie terdiri dari dua bagian, bak yang artinya daging dan mi yang artinya mie. Jika di China kebanyakan bakmi menggunakan daging babi, tapi di Indonesia, daging babi diganti dengan daging ayam.
Bakso
Foto: iStock
|
Menurut sejarah, bakso sendiri merupakan gabungan pengaruh kuliner China dan masa kolonial Belanda. Belanda punya bola daging atau meatballs, sementara kuah dari bakso merupakan campuran kaldu yang berasal dari kuliner China.
Lumpia
Foto: iStock
|
Di Indonesia terdapat berbagai jenis lumpia. Seperti lumpia Semarang, lumpia Surabaya, lumpia goreng, lumpia basah, lumpia ayam, hingga lumpia sayur.
Soto
Foto: iStock
|
Caudo ini merupakan kata dalam dialek Hokkien yang artinya jeroan berempah atau berbumbu. Di Indonesia sendiri, nama caudo ini bertransformasi menjadi soto yang dikenal luas hingga saat ini.
Baca Juga: Ini 10 Hal yang Membedakan Masakan China dengan Masakan Barat
Halaman 2 dari 7