Warga Malaysia sempat mengklaim bahwa rendang dan batik adalah warisan budaya dari Malaysia. Kini Malaysia kembali mengklaim bahwa budaya makanan kaki lima di Singapura, atau hawker center bukanlah budaya asli yang dimiliki Singapura.
Baca Juga: Video Tentang Cendol Ini Picu Reaksi Netizen Indonesia dan Malaysia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Saya pikir mereka (Singapura) akan berhenti mengklaim bahwa nasi lemak dan kari laksa milik mereka. Ternyata mereka melanjutkan mengklaim bahwa makanan kaki lima, sebagai budaya mereka? Saya rasa nantinya, mereka akan mengklaim apa pun yang berada di bawah matahari, sebagai makanan dan budaya negara mereka," tulis seorang netizen asal Malaysia di Facebook, dilansir The Star (21/08).
"Dari apa yang saya lihat, pusat jajanan kaki lima mereka (Singapura) dipenuhi oleh penjual yang tidak ramah dan sudah tua. Makanannya tidak enak. Hanya karena isinya orang tua, bukan berarti hawker center mereka masuk ke dalam warisan budaya," respon netizen Malaysia lainnya.
![]() |
"Orang yang tidak memiliki kepercayaan diri pada makanan mereka, akan melakukan apapun untuk mendapatkan pengakuan," sindir chef yang terkenal dengan ucapan kontroversialnya.
"Makanan seharusnya dapat dinikmati oleh semua orang, bukannya menyebabkan perseteruan. Kita sudah berseteru tentang semua hal, seperti wilayah, minyak, hingga air. Tapi kini, mereka (Singapura) ingin mengklaim hawker sebagai warisan budaya mereka di Unesco," lanjut Chef Wan.
![]() |
"Jika Malaysia menginginkan hal yang sama, mereka bisa menominasikan hawker sebagai warisan budaya mereka. Nantinya akan dipilih Unesco siapa yang lebih berhak memiliki budaya kuliner ini,"
Selain itu beberapa netizen Malaysia menganggap, bahwa Thailand dan Indonesia lebih berhak untuk mengklaim budaya makanan kaki lima, sebagai warisan budaya negara mereka. Karena dua negara ini, dianggap memiliki budaya makanan kaki lima yang lebih autentik di Asia Tenggara.
Baca Juga: Budaya Makan Kaki Lima di Singapura Akan Dinominasikan ke Unesco (sob/odi)