Setidaknya lebih dari 6.000 penjual makanan, memasak berbagai macam hidangan lezat, yang berada di 110 pusat jajanan kaki lima di Singapura. Pusat jajanan kaki lima, yang lebih dikenal sebagai 'hawker center' ini, memang sudah menjadi budaya makan warga Singapura sejak dulu.
Baca Juga: Jajan Sate Ayam dan Ikan Pari Bakar yang Sedap di Lau Pa Sat
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Perdana Menteri Lee, hawker center di Singapura telah menjadi ruang makan masyarakat. Sehingga tumbuh menjadi budaya dan bagian unik dari warisan, serta identitas negara Singapura.
"Dengan menominasikan budaya hawker ke Unesco, ini akan membantu mengamankan dan mempromosikan budaya unik ini, untuk generasi di masa depan. Ini juga akan membuat dunia lenih mengenal tentang kuliner lokal, sekaligus warisan multikultural kita," tutur Lee.
![]() |
Budaya ini kemudian semakin berkembang, ketika pemerintah mulai mendirikan pusat hawker center di awal tahun 70an. Hingga saat ini pemerintah Singapura, terus membangun pusat jajanan kaki lima. Di tahun 2027 nanti, direncanakan akan ada 127 hawker center yang tersebar di seluruh wilayah Singapura.
![]() |
Sementara Unesco sendiri, setiap tahunnya selalu memperbarui daftar warisan budaya dari setiap negara di dunia, yang dianggap layak untuk dilindungi dan diakui dunia. Secara keseluruhan, lebih dari 470 warisan budaya dari 117 negara, telah masuk ke dalam daftar Unesco sejak tahun 2008 lalu.
Baca Juga: Gerai Chicken Rice Berbintang Michelin di Singapura Kini Merambah ke Melbourne
(sob/odi)