Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon Bantul

Terbaik dari Indonesia

Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon Bantul

Hanifah Ludfiana - detikFood
Kamis, 16 Agu 2018 13:48 WIB
Foto: dokdetikFood
Bantul - Mangut lele merupakan makanan sederhana. Namun, mbah Marto mengabdikan hidupnya lebih dari 60 tahun melestarikan sajian lele yang gurih sedap ini.

Olahan ikan lele dengan kuah santan berbumbu pedas jadi salah satu sajian khas di daerah sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ada versi lele yang digoreng dan lele yang diasap. Menyebut mangut lele di kawasan Bantul, Yogyakarta tak bisa melewatkan Mbah Marto.

Warung Mangut lele Mbah Marto terletak di Dusun Nggeneng, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Meski letaknya tak di daerah strategis tetapi kelezatan mangut lelenya membuat orang kembali menyinggahi warungnya.
Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon BantulFoto: dok. detikFood/Hanifah Ludfiana
Baca Juga: Mantap Sedapnya! Mangut Lele Bu Is Ditambah Trancam Sayuran

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan hanya karena mangut lele asapnya pedas gurih dan enak tetapi keramahannya membuat orang kangen. Kalau di kota besar dunia orang mengganrungi 'open kitchen' sebagai bentuk modern restoran, mbah Marto sudah sejak dulu mempraktekkannya.

Ya, kalau makan di warungnya, Anda bisa langsung masuk ke dapur. Aroma sangit atau smoky asap dan kayu bakar beradu dengan gurih wanginya kuah mangut yang dimasak.
Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon BantulFoto: dok. detikFood/Hanifah Ludfiana
Semua kegiatan dapur bisa Anda amati sambil makan mangut lele langsung dari pancinya. Semua lauk-pauk ditaruh dalam baskom besar di atas balai-balai bambu.

Di usia senjanya Mbah Marto tetap berjualan mangut lele. Dulunya Mbah Marto berjualan keliling, kemudian di tahun 1989 ia mulai berjualan di rumahnya sendiri.

Khusus untuk ikan lele ia tetap menyajikan kualitas lele demi kepuasan pelanggan. Lele yang dipilih untuk membuat mangut lele adalah lele yang sudah cukup umur, berukuran besar, dan tentunya masih segar atau hidup.
Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon BantulFoto: dok. detikFood/Hanifah Ludfiana
Sebelum diasap ikan lele yang sudah dibersihkan ditusuki dengan sebilah bambu supaya ikan ebih mudah untuk dibolak-balik. pengasapan perlahan membuat lele matang merata. Semuanya dimasak di atas tungku kayu bakar. Bumbu mangutnya terdiri dari santan, cabai rawit, petai, daun salam, bawang merah, bawang putih, dan kencur.

Mbah Marto yang bernama lengkap Martoddiryo (80) sendiri sebelum berjualan di rumah bersama beberapa warga masyarakat dulu menjajakan menu masakan mangut lele, ayam, dan sambal goreng krecek. Mereka berkeliling kampung sejak sore hingga malam hari.

Selain mangut lele, ada gudeg basah yang pedas dan irisan tempe ditambah sayuran daun pepaya. Kuah areh juga tidak kental. Sedangkan sambal goreng menggunakan kacang tholo yang dimasak pedas dengan krecek. Ada banyak lauk pauk berupa tahu, tempe, telur, hati ampela dan lai-lain yang dimasak dengani bumbu besengek.
Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon BantulFoto: dok. detikFood/Hanifah Ludfiana
Dulunya warga dari kampung Nggeneng yang berjualan hingga kota Yogyakarta dikenal sebutan Sego Nggeneng. Hingga tahun 1990, penjual sego Nggeneng masih bisa dijumpai. Namun saat ini sudah tidak ada lagi. Mbah Marto sendiri cukup berjualan di rumahnya dibantu anggota keluarga nya.

Dari Panggungharjo, dulu dijajakan dengan digendong menggunakan bakul dan kuali tanah liat berjalan kaki lewat kampung-kampung. Biasanya sore hari sekitar pukul 16.00 WIB sudah sampai sekitar perempatan Tamansari, Ngasem hingga Pasar Beringharjo. Setelah itu Mbah Marto tidak lagi jualan keliling namun di rumahnya.
Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon BantulFoto: dok. detikFood/Hanifah Ludfiana
"Monggo milih kyambak kemawon (silakan pilih sendiri)," kata Mbah Marto singkat.

Di dapur itu Mbah Marto dibantu beberapa orang untuk menyiapkan makanan hingga memasak. Ada yang mengiris petai, membuat santan, mengiris bawang merah dan putih. Masakan yang telah matang kemudian disajikan di atas balai-balai bambu.

Jika Anda datang ke Warung ini, jangan kaget jika langsung disuruh masuk ke pawon (dapur). Karena memang warung ini bertempat di rumah Mbah Marto. Anda juga akan dipersilakan untuk mengambil sendiri lauk yang disajikan di atas amben (balai-balai bambu). Semua menu yang disajikan masih fresh dan panas.

Anda dapat menggunakan ruang tamu, ruang tengah, dan teras dengan meja dan kursi. Benar-benar seperti di rumah nenek. Meskipun berjualan di rumah yang sederhana dan nyempil di gang sempit, namun sejumlah artis papan atas dan para pejabat pernah makan diwarung Mbah Marto ini.
Mbah Marto, Legenda Kuliner dengan Mangut Lele dari Sewon BantulFoto: dok. detikFood/Hanifah Ludfiana
Jika Anda berkunjung ke Yogyakarta, jangan lupa makan di warung mangut lele Mbah Marto. Letaknya di belakang kampus Institut Seni Indonesia (ISI), lurus sedikit ada pertigaan, lurus mengikuti jalan. Tak perlu bingung, setelah masuk pertigaan akan ada petunjuk ke arah Warung Mangut Lele Mbah Marto.

Dengan harga Rp 25.000 per porsi, Anda sudah mendapatkan nasi, mangut lele, gudeg, tahu opor, telur gudeg, dan esteh. Cukup murah bukan? Makan enak, puas dan dengan harga terjangkau bikin orang selalu kangen kembali ke sini.

Baca Juga: Gudeg Bunga Kelapa Muda Khas Bantul Ini yang Jadi Favorit Keluarga Keraton




Tonton juga 'Sajian Mangut Lele Berbeda di Warung Mbah Marto':

[Gambas:Video 20detik]

(sob/odi)

Hide Ads