Jakarta - Plastik tidak hanya berefek buruk pada lingkungan. Tapi kandungan kimianya juga dapat menganggu kesuburan dan perkecil ukuran alat vital pria.
Banyak alasan untuk tidak menggunakan plastik, mulai dari limbah
plastik yang merusak lingkungan, hingga kandungan kimianya yang berbahaya untuk kesehatan tubuh.
Baca Juga: Wah, Pria Ini Menyuntikkan Minyak Zaitun ke Mr. P nya!  Foto: Istimewa |
Menurut para peneliti di Australia, bahan kimia dalam plastik merupakan ancaman nomor satu untuk kesuburan pria. Dilansir The Sun UK (27/07), senyawa kimia dalam barang sehari-hari, alat pembersih rumah, dan kemasan makanan dapat membuat ukuran Mr. P menjadi lebih kecil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kandungan kimia seperti phthalates, BPA, dan parabens merupakan penyebab sejumlah anak laki-laki terlahir cacat genital. Dokter Andrew Pask dan Dokter Mark Green, dari University of Melbourne mengatakan bahwa anak laki-laki yang terlahir dengan cacat genital, telah meningkat dua kali lipat dalam beberapa tahun terakhir karena penggunaan
plastik.
"Ini merupakan masalah utama dari reproduksi pria. Tidak ada yang suka membicarakan ini. Seringkali orang tua bahkan tidak memberi tahu anak-anaknya. Ini bukan cacat yang terjadi karena faktor genetik, tapi cacat ini terjadi akrena faktor lingkungan," ungkap Pask.
 Foto: Istimewa |
Hal ini dibuktikan melalui penelitian yang menggunakan objek manusia dan hewan yang terpapar kimia dari plastik. Pria yang terpapar kimia dari plastik, memiliki cacat alat kelamin dan menyebabkan gangguan fungsi alat vitalnya.
Sementara beberapa senyawa kimia yang ditemukan, terbukti berbahaya untuk kesehatan manusia. Kandungan kimia ini umumnya masuk melalui makanan, atau air yang sudah terkontaminasi.
 Foto: Istimewa |
Makanan merupakan objek yang paling sering terpapar plastik. Mulai dari kemasan makanan plastik, hingga menyantap makanan panas di wadah
plastik.
Menurut studi terbaru yang diterbitkan oleh Environmental Pollution, lebih dari 100 bagian kecil dari partikel plastik yang disebut sebagai mikroplastik ditemukan dalam setiap makanan.
(sob/odi)