Di pagi hari biasanya penjaja mie kopyok gerobak berkeliling dari gang, jalan hingga ke kampung-kampung di sekitar Semarang. Tak perlu menunggu atau menghampiri mereka. Mereka akan membunyikan piring sebagai tanda mereka lewat. Ting... ting!
Bunyi piring berdenting menjadi tanda ikonik mie kopyok Semarang. Meskipun ada beberapa yang sudah punya pangkalan atau bahkan kios dan tenda permanen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Racikan mie kopyok sangatlah sederhana. Terdiri dari potongan lontong, mie kuning, tauge, tahu goreng dan remasan kerupuk gendar. Kuahnya juga sederhana, gerusan bawang putih dan cabe plus sedikit kecap manis. Taburan sedikit bawang merah goreng dan seledri.
Porsinya juga tak terlalu besar. Karena itu mie kopyok sering dinikmati sebagai menu sarapan. Kelezatan mie kopyok terletak pada bumbunya yang minimalis. Kerupuk gendar yang asin berpori-pori dan renyah. Apalagi jika kerupuk ini jadi lembek karena rendaman kuah kecap enecernya. Enak banget!
![]() |
Jika Anda ingin menikmati mie kopyok, bisa mampir ke Mie Kopyok Pak Duwur yang udah dikenal sejak tahun 70 an. Warungnya ada di Jalan Tanjung Semarang. Pelanggan setia mie kopyok ini selalu memenuhi warung saat pagi hari.
![]() |
Soal harga, mie kopyok relatif murah karena tak memakai bahan hewani. Per porsi harganya muali Rp 5.000 - Rp 10.000. Tergantung penjualnya. Ada juga yang memakai kaldu daging atau kaldu ayam dalam kuahnya. Tetapi rasa manis ringan dengan bumbu minimalis justru jadi ciri khasnya. (odi/odi)