Minuman berkarbonasi sangat digandrungi banyak orang. Terlebih ada sensasi unik seperti 'tergigit' pada lidah jika dikonsumsi. Namun kabar buruk hadir bagi pecinta minuman bersoda di Inggris.
Karena kini terjadi masalah terkait persediaan karbon dioksida di sana. Saat ini hanya ada satu pabrik karbon dioksida yang beroperasi. Sedangkan di wilayah Eropa, terdapat lima pabrik yang sedang dalam pemeliharaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal ini terjadi lantaran tingginya angka penutupan pabrik yang menghasilkan gas tersebut lapor The Telegraph (22/6). Padahal harga impor karbon dioksida sangatlah mahal. Karenanya para produsen makanan dan minuman mengandalkan pasokan dari pabrik lokal.
Baca juga: Benarkah Minuman Soda Berwarna Bening Lebih Sehat?
Selain dijadikan bahan minuman ringan, karbon dioksida juga dijadikan produk dari industri pupuk. Sehingga tidak hanya berdampak pada minuman berkarbonasi, tapi juga pada produksi unggas.
Produsen minuman berkarbonasi besar seperti Coca Cola juga turut merasakan dampaknya. Permasalahan ini sangat berkaitan erat dengan produksi dan persediaan produk mereka.
"Kami menanggapi soal masalah industri yang berdampak pada persediaan CO2 di Inggris. Kami fokus soal meminimalisir dampak ini karena mempengaruhi persediaan produk kami," ungkap juru bicara Coca-Cola European Partners Great Britain pada Fox News (27/6).
Ia juga menambahkan jika kini Coca Cola menghentikan beberapa jalur produksinya untuk sementara waktu. Walau demikian, ia mengaku kalau dampaknya belum sepenuhnya terasa pada konsumen.
"Saat ini kami menghentikan beberapa jalur produksi untuk sementara waktu, namun belum ada gangguan pasokan sampai saat ini dan kami terus memenuhi permintaan pelanggan kami. Kami bekerjasama dengan baik pada pemasok, mitra, dan pelanggan kami sebagai solusi selama situasi ini terjadi," tambahnya.
![]() |
Berbeda dengan pernyataan juru bicara Coca Cola, segelintir masyarakat Inggris ternyata sudah merasakan dampaknya. Salah satunya kicauan dari akun Jo R. Ia menulis, "Hari ini saya berada di Bookers dan mereka membatasi pembelian minuman bersoda karena stok yang terbatas."
Hal ini ternyata juga berdampak pada produksi bir. Berdasarkan keterangan kepala British Beer and Pub Association (BBPA), hal ini menyebabkan terhentinya proses produksi bir. BBPA sendiri merupakan asosiasi bir dan 20.000 pub di Inggris.
"Hal ini sudah menghentikan proses produksi," ungkap Brigid Simmonds selaku kepala BBPA. Ia juga menuturkan kalau 82 persen bir diproduksi di pabrik penyedia karbon dioksia. Salah satu pemasok karbon dioskida bahkan mengatakan pada Simmonds kalau persediaan karbon dioksida tidak akan mencukupi produksi hingga awal Juli.
Baca juga: Apakah Benar Minuman Bersoda Bikin Gendut? (lus/odi)