Keluar Kantor Beli Makan, Karyawan Ini Disuruh Minta Maaf di TV

Keluar Kantor Beli Makan, Karyawan Ini Disuruh Minta Maaf di TV

Andi Annisa Dwi Rahmawati - detikFood
Kamis, 21 Jun 2018 12:00 WIB
Foto: Istimewa
Jepang - Budaya kerja orang Jepang terkenal ketat. Baru-baru ini seorang karyawan paruh baya mendapat konsekuensi keras karena kesalahan sepele.

Saat istirahat, karyawan kantoran biasanya diizinkan rehat sejenak dari pekerjaan untuk melahap bekal atau pergi keluar mencari makan siang. Hal lumrah seperti ini ternyata tidak berlaku di Jepang.

Dikabarkan Sora News 24 (19/1), seorang karyawan biro bangunan air di Kobe City baru mendapat hukuman dari atasan hanya karena keluar kantor untuk membeli makan siang. Cerita bermula saat karyawan biro lain melihat karyawan ini meninggalkan gedung kantor untuk mampir ke toko bento terdekat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluar Kantor Beli Makan, Karyawan Ini Disuruh Minta Maaf di TVFoto: iStock

Rupanya perjalanan karyawan 64 tahun ini ke toko bento sangat diperhitungkan. Dalam sekali perjalanan ke sana, ia menghabiskan waktu 3 menit. Selama September 2017 hingga Maret 2018, pegawai ini sudah keluar kantor 26 kali untuk pergi ke sana. Padahal ia pergi saat jam istirahat siang.

Baca Juga: Di Jepang, Karyawan yang Mau Diajak Minum oleh Bos Cenderung Dipromosikan

Setelah mengkalkulasi waktu yang karyawan tersebut habiskan, biro tempatnya bekerja memberi hukuman berupa potong setengah gaji harian. Pegawai ini juga harus meminta maaf secara resmi dan formal.

Perwakilan biro bahkan mengadakan konferensi pers di TV. Salah seorang diantara mereka mengatakan, "Sangat disesalkan bahwa skandal seperti itu terjadi, dan kami ingin mengungkapkan permintaan maaf kami yang tulus."

Keluar Kantor Beli Makan, Karyawan Ini Disuruh Minta Maaf di TVFoto: Istimewa

Setelah berita ini tersebar luas, banyak orang menyayangkan tindakan biro. Menurut mereka, benar bahwa pejabat kota dan pegawai negeri harus menerapkan standar tinggi saat bekerja, namun hukuman dan minta maaf di TV dianggap terlalu berlebihan. Hal ini malah melanggar hak pekerja dan cenderung merupakan perlakuan tidak manusiawi.

Beberapa komentar yang muncul antara lain, "Hukuman ini benar-benar aneh - 26 kali selama periode 6 bulan itu berarti dia (pegawai) hanya meninggalkan kantor seminggu sekali." Ada juga yang mengatakan, "Apakah orang-orang tidak dibolehkan ke toilet sekarang? Ini seperti perbudakan di tempat kerja atau sejenisnya."

Nah, bagaimana menurut kamu?

Baca Juga: Jepang akan Berlakukan Sertifikasi Bagi Chef Asing Pembuat Makanan Jepang di Luar Jepang (adr/odi)

Hide Ads