Hal itu dibenarkan pakar kuliner mendiang Bondan Winarno kala ditemui detikFood. Menurutnya ada beberapa hidangan tradisional yang cocok jadi jamuan Natal. Cirinya adalah pemakaian makanan utuh.
"Kalau kita lihat ya, makanan yang memeriahkan suatu acara (festive) sudah ada di tradisi Bali. Semua yang dibawa ke tempat upacara keagamaan adalah makanan utuh. Apakah itu babi, bebek, ikan, atau ayam," tutur Bondan. Menurutnya utuh identik dengan sesuatu yang bersifat festive dan terlihat mewah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Ayam betutu
![]() |
Foto: dok. detikFood
Sajian khas Bali ini menggunakan ayam atau bebek utuh. Ada dua versi betutu yaitu dari daerah Gilimanuk dan Gianyar. Betutu Gilimanuk dikenal sebagai betutu pedas karena memakai cabai rawit. Sementara bumbunya sederhana yaitu bawang putih, cabai rawit dan garam.
Beda dengan betutu Gianyar yang lebih gurih dan memakai sekitar 15 rempah. Ada dua tipe bumbu, berupa base genep (bumbu lengkap) dan basa wangen (bumbu harum). Proses pembuatan betutu Gianyar lebih sulit karena menggunakan upih atau pelepah pinang. Betutu bisa dibakar lebih dari 12 jam hingga bumbunya meresap dan dagingnya mudah lepas dari tulang. Kalau mau membuat betutu sendiri, resep ini bisa jadi panduan.
2. Ayam ingkung
![]() |
Foto: Cerita Makan
Ayam ingkung adalah sajian khas Yogyakarta. Ayam utuh, biasanya ayam kampung, dimasak bersama bumbu rempah komplet seperti bawang merah, bawang putih, pala, kemiri, jahe, kunyit dan banyak lainnya. Bumbu dihaluskan lalu dimasan bersama santan kelapa yang kental.
Sebelumnya isi jeroan ayam dibuang terlebih dahulu. Penyajian ayam ini benar-benar utuh, mulai dari kepala hingga kaki. Ciri ayam ingkung adalah teksturnya empuk dan bumbunya meresap sampai ke tulang karena dimasak selama 2-3 jam. Ada juga bumbu kaldu kuning yang melengkapinya.
3. Ayam kodok
![]() |
Foto: Istimewa
Ada juga sajian ayam lain yang cocok untuk jamuan Natal. Bernama ayam kodok, ayam ini sudah dikeluarkan jeroannya tanpa merusak kulit sebelum dimasak. Daging ayam yang sudah dipisahkan dari tulang-tulangnya tadu, dicincang, lalu dicampur dengan bahan lain seperti daging sapi, roti rawar, kentang rebus tumbuk, dan bumbu lainnya.
Bahan campuran ini kemudian dimasukkan lagi ke dalam ayam tadi hingga ayam kembali berisi dan menyerupai utuh. Selanjutnya ayam dipanggang hingga matang dan disajikan dengan saus kecokelatan yang kental dan gurih.
4. Sate bandeng
![]() |
Foto: Ibnu Asmara
Dari Banten, ada sate bandeng yang cocok untuk suguhan Natal. Kabarnya olahan populer ikan bandeng di Serang ini diperkenalkan juru masak kerajaan Banten pada abad 16. Cara masaknya memungkinkan bandeng mudah dimakan tanpa khawatir menelan duri.
Teknik terpenting dari pengolahan sate bandeng adalah menghancurkan daging bandeng dan mengeluarkan tulang belakangnya tanpa merusak kulit bandeng itu sendiri. Untuk bahan lainnya ada parutan kelapa, telur dan santan. Sate bandeng dipanggang hingga Natal sambil terus dibolak-balik.
5. Ikan arsik
![]() |
Foto: Indonesian Medan Food
Ikan arsik adalah olahan ikan mas dengan kulit sisik masih menempel pada ikan. Bumbunya berupa bumbu kuning yang terdiri dari aneka rempah. Ada juga yang menambahkan daun-daunan dalam sajian ini seperti daun ruku-ruku, daun mangkokan, dan bunga kecombrang. Ikan arsik adalah olahan ikan dari Batak dan populer di Tapanuli.
(adr/adr)