Wah! Ada Santap Malam ala 'Akhir Zaman', Seperti Apa Ya?

Wah! Ada Santap Malam ala 'Akhir Zaman', Seperti Apa Ya?

Nailatul Fadhillah - detikFood
Kamis, 07 Des 2017 06:41 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Perubahan iklim yang terjadi di berbagai belahan bumi tak hanya meresahkan kehidupan masa kini karena akan berdampak pada kelangsungan hidup di masa depan. Baik bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya.

Saat ini dampaknya secara perlahan mulai terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya terhadap pangan.

Baca juga: Rupanya Perubahan Iklim Sebabkan Makanan Makin Beracun

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilaporkan oleh Atlas Obscura (4/12), pada 15 September 2017 lalu, seorang penulis dan seorang koki terkenal mengusung sebuah santap malam yang digadang sebagai gambaran makan malam di akhir zaman.

Alexandra Kleeman dan Jen Monroe menyebut project ini sebagai The Next Menu. Sukses digelar di Brooklyn, sebanyak 45 partisipan ikut andil untuk dapat merasakan pengalaman langka ini.

Makanan a la pasca-apokaliptik dihidangkan sepanjang acara. Bermula dari renungan Kleeman mengenai makanan, laut, dan perubahan iklim. Ia dan The Bellwether, sebuah kelompok acara seni berbasis di Brooklyn, mengajak Monroe untuk ikut serta dalam menghadirkan pesta makan malam yang futuristik berupa dystopian dinner.

Monroe mengatakan, melalui The Next Menu ini, ia dan Kleeman mencari makanan yang sesuai untuk menghadapi berbagai fenomena alam seperti pengasaman, kenaikan suhu, pemutihan terumbu karang, penangkapan berlebih dan lainnya.

Berbagai hidangan luar biasa berhasil disuguhkan. Diantaranya ada es batu Moss-green spirulina yang membuat minuman para pengunjung tetap dingin. Spirulina adalah mikroalga bergizi super yang tumbuh cepat.
Wah! Ada Dinner A La 'Akhir Zaman', Seperti Apa ya?Foto: Istimewa
Lalu ada sup kerang dan rumput laut yang dipadukan dengan pasta udang. Ini direpresentasikan sebagai hidangan yang penuh harapan, melambangkan tambak udang di kolam kecil yang mungkin merupakan sumber makanan masa depan yang dinamis.

Monroe menjelaskan bahwa kolamnya akan teroksigenasi oleh rumput laut dan disaring oleh kerang, sebagai ekosistem yang bersih dan dapat menghasilkan tiga sumber makanan yang berbeda.

Hidangan lainnya terdiri dari rumput laut dan gurita, yang tetap dapat tumbuh dengan subur meski lautan terus berubah.

Selain itu, ada lima makanan pencuci mulut. Masing-masingnya menyimbolkan hasil yang berbeda untuk makanan masa depan. Sorbet jellyfish-buttermilk menjadi hidangan terbaik.

Semua ini menggambarkan bagaimana kita harus beradaptasi dengan dunia baru dan membuat makanan lezat dari bahan-bahan yang tidak enak. Menghadapi sistem makanan yang buruk, yang bahkan mengakibatkan pai apel dibuat dari apa yang bisa tumbuh di halaman belakang.

Colorful nutrient gel menjadi pilihan lain, sebagai makanan penutup honeycomb dan gold leaf jika dimasa depan lebah punah. Hidangan paling menakutkan adalah single salty shell.

Baca juga: Begini Dampak Pemanasan Global pada Apel, Daging dan Kopi (1)
Wah! Ada Dinner A La 'Akhir Zaman', Seperti Apa ya?Foto: Istimew
Menurut Monroe, kita mungkin tidak bisa makan makanan penutup sama sekali. Jika di masa depan hal ini terjadi, maka ekologi laut mungkin tidak akan kembali lagi.

Meski para partisipan mengatakan bahwa makanan-makanan masa depan tersebut lezat, akan tetapi hal ini sebetulnya menyiratkan kita agar dapat menghargai dan melindungi apa yang kita miliki saat ini. (adr/adr)

Hide Ads