Reno Andam Suri, seorang ahli kuliner Minang yang membuat buku Rendang Traveler, mengatakan bahwa rendang berasal dari 'marandang'. Kata dalam bahasa Minang ini berarti proses memasak untuk menihilkan air.
"Marandang itu proses menghilangkan atau menihilkan air. Jadi teknik seperti menggongseng. Jadi rendang itu proses masak," ujar Reno saat ditemui Detikfood.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Dalam proses memasak sekitar 7-8 jam, rendang melalui tahapan gulai dan kalio. "Kalio itu ada di tengah. Jadi prosesnya adalah gulai masih encer, kalio yang lebih kental dan minyak sudah keluar, baru rendang," tambah Reno yang membuka usaha Rendang Uni Farah. Kalio terbentuk di tengah proses, sekitar 4 jam dari awal masak. Setelah kalio, api langsung dikecilkan hingga mengering berminyak menjadi rendang. Meski begitu, masih banyak orang yang menyebut kalio sebagai rendang.
Baca Juga : Perlu 7 Jam Masak Rendang Minang, Lauk Wajib Ketupat Lebaran
"Untuk beberapa daerah, terutama Jawa, begitu kalio sudah disebut rendang. Atau orang Betawi merasa rendang itu nggak sampai hitam," Reno menjelaskan. Sehingga ada beberapa pembeli rendang Uni Farah yang meminta khusus dibuatkan rendang yang masih tahapan kalio. Karena itu selera rendang mereka.
![]() |
Sementara di Sumatera Barat, rendang berwarna hitam. Ketika dari proses kalio sudah habis airnya, warnanya sudah kemerahan. Reno menyebutnya "karanggo" atau berarti semut rangrang. Itu sudah bisa dikatakan rendang.
![]() |
"(Rendang) harus kering karena itu kan proses mengawetkan. Rendang itu sudah habis airnya, warnanya sudah kemerahan kemudian jadi hitam. Kalau di rumah makan Padang ada yang merah, itu bisa disebut rendang. Tapi (rendang) hitam lebih awet. Kalau dari merah ke hitam prosesnya sekitar satu jam lagi," tutup Reno. (msa/odi)