Dalam bahasa Belanda, kaastengels berarti 'kue batang keju'. Sehingga bentuknya seperti batang atau segi empat.
Tentu saja keju jadi bahan utama yang menentukan kelezatan kaastengels. Menurut ahli pastry Indonesia, chef Yongki Gunawan, biasanya keju yang dipakai untuk kaastengels merupakan keju tua. Ada empat jenis seperti Edam, Parmesan, Natural, dan Gouda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Nah boleh pilih salah satu. Tapi orang sini umumnya pakai keju bola atau apel yaitu Edam. Notabene pabriknya ada di Blitar," ujar chef Yongki kepada Detikfood.
Selain keju Edam, chef Yongki menyebut ada parmesan. Edam yang didiamkan nantinya hancur jadi parmesan bubuk.
"Parmesan difermentasi nanti menggumpal, namanya Natural. Wanginya seperti Parmesan, harganya lebih mahal," jelas chef Yongki mengenai jenis keju. Keju Natural dikatakan tidak wangi saat dicium, tapi baru wangi ketika dipanggang.
Parmesan yang difermentasi lagi hingga hancur disebut Gouda. "Gouda difermentasi lagi sampai hijau-hijau seperti jamur, baunya pesing. Untuk kaastengels paling batasnya di Gouda," tambah chef Yongki.
![]() |
Keju Gouda disebut paling mahal. Harga 1 kg saja sudah mencapai sekitar Rp 300.000. Yang lebih murah ada keju Natural yang harganya lebih dari Rp 200.000.
Untuk pembuatan kaastengels, tentu ada takaran penggunaan keju. "Ada perbandingan (keju). Kebanyakan keju nanti keras. Parmesan juga jangan dimasukin ke kue kering karena nanti adonannya basah terus. Jadi taburan saja," pungkasnya.
(adr/odi)