Haji Jon, Juragan Kelapa Sudah 46 Tahun Berjualan di Pasar Mampang Prapatan

Jelajah Pasar Tradisional

Haji Jon, Juragan Kelapa Sudah 46 Tahun Berjualan di Pasar Mampang Prapatan

- detikFood
Jumat, 26 Sep 2014 16:14 WIB
Foto: Detikfood
Jakarta - Jika Pasar Cikini terkenal sebagai pusat penjualan emas dan Pasar Mayestik sebagai sentra toko kain, Pasar Mampang Prapatan dikenal akan santannya. Setidaknya inilah yang dikatakan Suherman, Kepala Pasar Mampang Prapatan.

"Di sini tempat grosir santan kelapa. Pasar dan restoran dari mana-mana ngambil di Pasar Mampang," kata Suherman saat ditemui Detikfood di kantornya. Dari delapan penjual santan di pasar ini, ia menyebut Haji Jon sebagai penjual santan terbesar dan terlama di Pasar Mampang.

Kios Haji Jon terletak di sebelah kanan depan gedung Pasar Mampang Prapatan. Kiosnya cukup bersih dan luas karena merupakan gabungan dua kios bersebelahan plus satu kios di depannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain kelapa tua, di kiosnya yang luas Haji Jon juga berjualan sayur-mayur, telur, serta bumbu giling. Mesin penggiling bumbu dan pemarut kelapanya ia tempatkan di kios depannya.

Haji Jon yang bernama asli Wizar sudah berjualan sejak tahun 1978, lima tahun setelah Pasar Mampang beroperasi. "Penjual santan yang lain belajar sama saya sebelum membuka usaha," katanya. Dulu ia sempat mengalami berjualan di pasar becek. Setelah gedung pasar dibangun pada tahun 1997, Wizar pindah ke kiosnya yang sekarang.

Setiap hari, bersama dua orang karyawannya, Wizar berjualan santan dari pukul 04:00 sampai 17:00. "Di sini nggak ada tanggal merah, selalu tanggal hijau," canda Wizar kepada Detikfood. "Kecuali Lebaran, kami libur dua hari."

Setiap hari, Wizar bisa menjual sekitar 600 butir kelapa yang ia hargai Rp 6.000 per butir. Kelapa tersebut dikirimkan dari Lampung, Bengkulu, dan Palembang rata-rata empat kali seminggu.

Pelanggan Wizar lebih banyak berasal dari restoran daripada warga sekitar. Sebab, Pasar Mampang semakin sepi pengunjung dibanding dulu. Makanya bisnisnya lebih laris pada hari Senin-Kamis, bukan di akhir pekan.

"Dulu di sini masih banyak rumah penduduk. Sekarang mereka pindah ke Depok dan di sini dibangun gedung-gedung. Apa lagi keadaan ekonomi semakin sulit," tuturnya.

Menurut Suherman, Pasar Mampang direncanakan akan diremajakan pada 2017. Bisa jadi, di atas pasar akan dibangun hotel atau apartemen. Namun Wizar tak setuju.

"Pasar Tebet Barat saja izinnya sudah habis lima tahun lalu, sampai sekarang belum dibangun juga. Lagi pula saya kurang setuju karena hotel sering dijadikan tempat maksiat. Nanti usaha kami tidak berkah," tutup Wizar.

(fit/odi)

Hide Ads