Jakarta - Di Bukittinggi ada satu olahan itik legendaris yang khas dan sangat spesial. Bukan hanya enak, itiak lado mudo juga kerap jadi hidangan di hari istimewa.
Galeri Foto
Mengintip Proses Pembuatan Itiak Lado Mudo, Kuliner Istimewa dari Bukittinggi

Itiak Lado Mudo adalah makanan khas Nagari Sianok dan Koto Gadang yang berada di kawasan lembah Ngarai Sianok Bukittinggi. Hidangan ini terbilang langka dan hanya ada di Bukittinggi. Foto: Jeka Kampai/detikfood
Di Bukittinggi ada satu rumah makan legendaris yang menyajikan menu ini. Rumah makan Itiak Lado Mudo Ngarai berlokasi di pinggir Ngarai Sianok dan sudah ada sejak 1980. Foto: Jeka Kampai/detikfood
Menurut pengelola rumah makan ini, untuk membuat itiak lado mudo yang enak tidak bisa menggunakan itik biasa. Rumah makan ini hanya menggunakan itik yang usianya paling tinggi enam bulan. Foto: Jeka Kampai/detikfood
Sebelum dipotong-potong, bebek terlebih dahulu dibakar sekitar 3 hingga 5 menit. Tujuannya, agar minyak pada tubuh itik itu berkurang, sekaligus menghilangkan bulu-bulu yang masih melekat. Foto: Jeka Kampai/detikfood
Letak kelezatan Itiak Lado Mudo bukan hanya pada itiknya saja, melainkan juga pada racikan cabe hijau atau lado mudo-nya. Tak kurang dari 20 kilogram cabe hijau dibuat setiap harinya/ di tempat itu. Foto: Jeka Kampai/detikfood
Bebek yang sudah siap kemudian dilumuri dengan beragam bumbu yang ditumis cepat. Ada Bawang bombay, cabe hijau dan aneka rempah lainnya. Foto: Jeka Kampai/detikfood
Proses memasak Itiak Lado Mudo tidak menggunakan kompor gas, melainkan kayu bakar. Tujuannya, agar panas di tungku lebih merata dan aroma yang dihasilkan lebih khas. Foto: Jeka Kampai/detikfood
Itiak lado mudo sendiri diketahui sudah ada sejak zaman belanda. Ini merupakan makanan adat yang dulu biasa disajikan setiap panen. Foto: Jeka Kampai/detikfood
Itik dianggap lebih higienis dan tidak mengandung penyakit. Itiak biasanya dipilih dari sisi kesehatan, karena itik jauh lebih higienis dibanding hewan ternak lain seperti ayam. Foto: Jeka Kampai/detikfood
“Ini sudah ada sejak zaman belanda. Itiak merupakan gulai tradisi. gulai adat. Budaya sejak nenek moyang kita sudah ada. Makanan ini selalu ada setiap panen sawah,” papar Defrizal Datuak Maharajo Dirajo Nan Tuo, budayawan sekaligus tokoh masyarakat Ngarai Sianok. Foto: Jeka Kampai/detikfood