Warung di daerah Serpong, BSD, ini punya konsep yang unik tapi mungkin bikin bergidik. Konsepnya dibuat senatural mungkin dengan desain sederhana dan punya menu-menu makanan rumahan.
Letaknya pun bukan di pinggir jalan besar. Pemburu kuliner pun harus blusukan melewati jalan yang hanya cukup untuk 1 mobil dan berjalan melewati pemakaman untuk bisa makan di sana.
Tapi jangan salah, walau tempatnya agak tricky untuk dijangkau warung makan ini tetap diminati banyak orang. Saat jam makan siang atau weekend banyak pengunjung memenuhi tempat duduk warung yang teduh dan menyatu dengan alam ini.
"Sabtu-minggu sudah kayak pasar di sini. Kalau makan siang juga ramai. Kalau mau nyaman di luar sabtu-minggu," kata sang pemilik Warung Tuman, Pak Eko, dalam program Viral detikcom.
Untuk menu-menunya sendiri, Warung Tuman punya backbone Minang. Pak Eko menjelaskan masakannya berasal dari resep masakan keluarga istrinya yang mungkin sudah mau punah sehingga sukar ditemui di rumah makan padang pada umumnya.
"Misalnya ikan nila calabatuik. Itu ikan nila direbus, dibakar terus disantan. Ada gule bareh, itu iga sapi dia tidak pakai santan. Pengganti kuahnya itu beras ditumbuk halus," tuturnya.
Namun ada juga menu dengan citarasa jawa seperti mangut iwak pe, tempe mendoan, dan sop ayam kampung. Cocok bagi Anda yang mungkin tidak begitu suka dengan citarasa Minang yang pedas
Warung Tuman yang unik ini beralamat di Jl Ciater Tengah, Serpong, Tangsel. Beberapa pengunjung pun sempat berbagi pengalamannya makan di tempat ini.
"Vibenya agak-agak thriller, sebelahnya kuburan. Tapi kalau pas masuk kayak udah di alam lain gitu. Kayak nggak di Jakarta atau Tangerang. Green gitu, kayak lagi di kampung," ujar Anda
"Kayak di rumah nenek ya," tambah pengunjung lainnya, Wisnu.
Dalam seminggu Warung Tuman hanya tutup hari Senin saja. Pengunjung bisa menikmati suasana alami di seberang kuburan ini mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00. Harga menunya cukup terjangkau, berkisar Rp 10 ribu sampai Rp 35 ribu rupiah.
(gah/gah)