Eksis 4 Generasi, Lezatnya Soto Sapi Kuah Bening Mbok Dele Bikin Nagih

Achmad Husein Syauqi - detikFood
Senin, 29 Sep 2025 10:59 WIB
Foto: Achmad Husein Syauqi/detikJateng
Jakarta -

Warung Soto Mbok Dele diperkirakan pemiliknya sudah ada sejak zaman Belanda. Namun yang jelas, warung soto ini sudah ditawarkan oleh 4 generasi penjual dengan menu sama yaitu soto sapi kuah bening berkaldu.

Warung Soto Mbok Dele ada di Jalan Jogja-Solo, Dusun Jetis, Desa Klepu, Kecamatan Ceper, Klaten. Bangunannya mudah dikenali karena berarsitektur lawas di samping gapura Dusun Jetis, Desa Klepu.

Cat hijaunya yang mencolok, bangunan model limasan, pintu dan jendela kayu menjadikan warung itu mudah dikenali. Letak bangunannya lebih rendah dari jalan raya. Ini menjadi bukti kalau bangunan warung Soto Mbok Dele telah mengalami rentang waktu cukup lama dari proses pembangunan jalan.

Warung ini buka sejak pukul 06.00 WIB hingga sore. Suasana warungnya jadul terlihat dari lantai semen hitam, meja, dan kursi panjang yang semua berbahan kayu. Di atas meja terdapat rak-rak kayu penyimpanan menu olahan penunjang soto.

Dari sisi tampilan, sajian soto di warung Mbok Dele sama seperti soto berbahan daging sapi pada umumnya. Bedanya di warung yang kini dikelola Supriyanto itu memiliki kuah lebih bening dengan cita rasa gurihnya kuah yang tetap kuat.

Warung Soto Mbok Dele di Jetis, Klaten salah satu kuliner legendaris. Foto: Achmad Husein Syauqi/detikJateng

Pengunjung yang menginginkan topping lebih, tersedia berbagai olahan jeroan seperti babat, iso dan otak sapi goreng. Yang khawatir dengan kolesterol, bisa menambahkan tempe, tahu, perkedel, kerupuk, karak dan kerupuk sebagai alternatif.

"Saya sudah lama sekeluarga jadi langganan soto Mbok Dele yang ini. Meskipun ada beberapa warung soto baru tapi cocoknya di sini," ungkap Jarot, pengunjung warung yang datang bersama ibunya kepada detikJateng, Kamis (25/9/2025) siang.

Jarot mengatakan dari sisi rasa sebenarnya tidak jauh berbeda dengan sajian soto sapi umumnya. Bedanya justru pada kenangan yang sudah sekian lama ada.

"Yang paling lama di sini, warung yang lainnya kan warung baru jadi beda rasa kenangannya. Harga juga biasa Rp 10.000," imbuhnya.

Pengelola warung Soto Mbok Dele, Supriyanto (52), menjelaskan dirinya tidak mengetahui pasti kapan warung soto Mbok Dele didirikan. Namun, warung soto ini dirintis pertama kali oleh nenek buyutnya.

"Mbok Dele itu nama panggilan nenek saya, nama aslinya Ngatinem. Tapi nenek saya itu tidak jualan soto pekerjaan pokoknya tapi perajin tenun, yang merintis jualan soto itu ibunya," tutur Supriyanto kepada detikJateng.

"Yang jualan soto itu ibunya Mbok Dele atau nenek buyut saya namanya Mbah Karto Wijoyo. Warga kalau beli soto kan bilang, 'kono tuku soto ning gone mbokne Dele' (sana beli soto ke tempat ibunya Dele), akhirnya sotonya disebut Mbok Dele," lanjut Supriyanto.

Menurut Supriyanto, neneknya yang bernama Ngatinem memiliki perawakan kecil sehingga dijuluki warga dengan nama panggilan Dele (kedelai). Neneknya atau Mbok Dele meninggal sudah lebih dari lima tahun lalu di usia 102 tahun.

"Meninggalnya usia 102 tahun lebih lima tahun lalu. Kalau warungnya dulu cuma tembok batu bata tidak disemen, cuma dengan tanah liat, warungnya ya di sini tidak pernah pindah," terang Supriyanto.

Meski tidak jelas kapan warung dirintis, sambung Supriyanto, karena dirintis oleh nenek buyutnya diperkirakan warung sudah ada sejak zaman Belanda. Dari dulu sampai sekarang sajian soto tidak berubah.

"Dari dulu soto sapi tapi kalau ada pesanan bisa soto ayam. Tapi bumbunya ya biasa seperti soto yang lain," ucap Supriyanto.

Pelanggan warung sotonya, sebut Supriyanto, sudah tidak terhitung. Meskipun di sekitar warungnya bermunculan warung soto lainnya, pelanggan masih tetap datang.

"Pelanggan banyak tapi tidak sempat foto, artis seperti Dono Warkop, Sheila on Seven, pelukis Affandi, juga Habib Syech. Kalau Habib Syech ada pengajian ke Yogyakarta pasti mampir ke sini," imbuh Supriyanto.

Salah seorang warga setempat, Wardoyo (58), mengatakan warung Soto Mbok Dele itu sudah ada sejak lama. Yang asli Mbok Dele di dekat gapura kampung.

"Warung Soto dulu ya cuma satu di sini, di timur ini dulu sawah, rumpun bambu. Saya kecil warung ini sudah ada, saya masih menangi (ketemu) Mbok Dele, sekarang sudah meninggal," kata Wardoyo kepada detikJateng.

"Sebelum di sini muncul warung soto lain, Mbok Dele yang asli ya di sini," ujar dia.

Artikel ini sudah tayang di detikjateng dengan judul "Gurihnya Soto Kuah Bening Mbok Dele Bikin Nagih, Eksis Sudah Empat Generasi"



Simak Video "Sudah Ada Sejak 1958, Begini Penampakan Restoran Ayam Tjap Benteng"

(yms/adr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork