Mempopulerkan kuliner Indonesia di mancanegara kini masih jadi tugas besar para pelaku di industri kuliner. Dibutuhkan peran semua pihak, termasuk pemerintah dalam memfasilitasi para pelaku usaha. Begini kata Direktur Kemenekraf.
Ditemui detikFood dalam acara pembukaan Kampoeng Legenda di Mal Ciputra Jakarta (14/8/2025), Andy Ruswar selaku Direktur Kuliner Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) memberikan pandangannya. Sebelumnya, ia mengakui kuliner Indonesia memang belum sepopuler kuliner Thailand di mancanegara.
Kuliner negeri Gajah Putih, dinilai Andy, bisa lebih populer lantaran pihak-pihak yang terlibat di dalamnya sudah menguasai bidang penyaluran bumbu masakan. Akses terhadap bumbu tersebut terbilang mudah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka (Thailand) sudah expert di bidang penyaluran bumbunya. Makanya Indonesia punya program Indonesia Spice Up The World untuk membantu ekosistem rasa Indonesia," ujar Andy.
Ia pun optimis kuliner Indonesia bisa populer di mancanegara, layaknya orang mengenal tom yum hingga pad Thai dengan mudah sebagai kuliner Thailand. "Sekarang ini kita ada namanya 'gastronomy by diplomacy'. Biasanya orang melakukan diplomasi lewat politik atau budaya. Nah sekarang pakai makanan," tutur Andy.
![]() |
Ia mencontohkan proyek yang sudah berlangsung di Desa Bilebante, Lombok Tengah. Andy mengatakan, "Kita mengundang para duta besar untuk makan, mencicipi makanan Indonesia. Di situ ada chefnya. Dia menjelaskan mengenai kisah di balik masakan itu, cerita bumbu-bumbunya."
Menurutnya, langkah gastronomi lewat makanan itu sudah mulai gencar dilakukan. "Jadi kita udah mulai. Nanti kalau ada acara-acara besar apa, seperti momen 17 Agustus di luar negeri, itu selalu ada kuliner (khas Indonesia) yang ditampilkan," lanjut Andy.
Dalam kesempatan yang sama, Andy mengingatkan para pelaku usaha kuliner untuk mendaftarkan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property (IP). Khususnya untuk kuliner legendaris yang sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
HKI bakal memberikan perlindungan hukum atas sebuah kreasi kuliner. "Dengan ada HKI akan susah untuk ditiru. Masalahnya, rata-rata (pelaku usaha kuliner) kalau sudah terkenal, dia lupa (mendaftarkan HKI)," lanjut Andy.
![]() |
Proses mendapatkan HKI, disebut Andy, kini bakal lebih mudah karena ada kerja sama antarpemerintah. Dari yang durasinya dulu bisa sekitar 1-2 tahun, kini diusahakan kurang dari setahun.
"Mungkin kita potong lagi (periode mendapatkan HKI)-nya menjadi 6 bulan. G2G ya, dari government to goverment. Jadi kita bantu," tutup Andy.
(adr/adr)