Rendang bisa menghantarkan kesuksesan pada beberapa orang yang menggeluti bisnis ini. Salah satunya Uni Tutie yang telah sukses menjual rendang ke luar negeri.
Hidangan rendang sempat dikenal sebagai makanan terlezat di dunia versi CNN Travel pada 2017 silam. Sejak saat itu, rendang mulai dikenal oleh dunia.
Tak hanya sekadar fakta menarik, tapi rendang juga menjadi hidangan yang mampu menaklukkan dunia kuliner. Terbukti dengan hadirnya banyak penjual rendang kemasan di seluruh Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu yang bisnis rendangnya menggeliat adalah Uni Tutie. Wanita bernama Sri Yuliastuti (58) atau akrab disapa uni Tutie ini telah merintis usahanya sejak 2015.
Awal Mula Berjualan Rendang
![]() |
detikFood bertemu dengan Uni Tutie di rumah produksi rendang miliknya di kawasan Depok, Jawa Barat (24/10/2024). Pengusaha yang dulunya adalah mantan kontraktor itu menceritakan bagaimana proses berbisnis rendang.
"Kita mulai usaha dari 2015, dimulai dari usaha kecil sampai sekarang. Alhamdulillah sudah besaran dikit. Awalnya memang tidak disengaja, karena saya bukan tukang masak ya jadi saya sebelumnya adalah lulusan akuntan, kemudian saya kerja di beberapa perusahaan, terus saat pindah ke sini saya malah jadi kontraktor bangunan," cerita Uni Tutie.
"Nah waktu itu ada teman yang minta dibikinin rendang, kebetulan itu buat ibundanya yang saya juga kenal. Akhirnya saya terima, saya bikin, terus saya masukin ke medsos (Facebook). Eksis-eksis gitu aja sih sebenarnya, tapi bersamaan dengan itu saya malah dapat order," lanjutnya.
Menurut cerita Uni Tutie, awalnya ia mengunggah foto-foto rendang buatannya. Ia mengunggah foto saat rendang itu masih dalam proses dimasak menggunakan wajan kuali di atas tungku kayu.
Kemudian, Uni Tutie justru mendapatkan banyak pesanan rendang. "Dari permintaan teman, terus tiba-tiba ada order jalan terus, mau diberhentiin gimana gitu, sayang banget. Pada saat itu PO, kemudian saya stok," ujarnya.
Dapat Tawaran Kerjasama Perusahaan
Usaha rendang rumahan miliknya terus berjalan dan berkembang. Sampai akhirnya pada 2017, Uni Tutie mendapatkan tawaran maklon dari sebuah perusahaan dengan jumlah yang fantastis, yaitu 30 ton dalam 1 bulan.
"Kita dapat penawaran dari suatu perusahaan besar, mereka ingin maklon. Jumlahnya sih nggak tanggung-tanggung mereka ngajuin 30 ton 1 bulan. Sementara kita kemampuannya baru 30 kilo," ungkap Uni Tutie.
Tawaran kerjasama dari perusahaan tersebut akhirnya disanggupi oleh Uni Tutie. Semua persayaratan diurus olehnya, mulai dari BPOM RI MD (Makanan Dalam) hingga HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).
Uni Tutie juga menjelaskan bahwa persyaratan HACCP sebagai sertifikat keamanan pangan itu nantinya digunakan untuk mengurus perizinan ekspor ke luar negeri. "Kalau kita punya HACCP karena standarnya sudah internasional, berarti produk kita bisa dijual di negara lain, termasuk ke Amerika, Jepang, dan lainnya." jelasnya.
Bukan waktu yang sebentar bagi Uni Tutie mengurus semua sertifikasi dan izin edar. Ia menghabiskan waktu hingga 2 tahun, BPOM RI MD keluar pada tahun 2019, kemudian HACCP tahun 2020.
Selain harus mengantongi beberapa sertifikasi, pengemasan produk untuk ekspor juga harus sesuai standar internasional. Di antaranya harus ada merek, keterangan BPOM RI MD, keterangan HACCP ukuran gramasi, nilai gizi, peringatan alergi, petunjuk pemakaian, komposisi, dan penggunaan beberapa bahasa.
Kisah sukses Uni Tutie lainnya dibahas pada halaman selanjutya...
Rendang Uni Tutie Masuk Pasar Ekspor
![]() |
Uni Tutie juga menceritakan bagaimana produk rendangnya itu dapat memasuki pasar ekspor. Untuk di Asia sendiri, sebenarnya sudah pernah dijual di Malaysia, tapi tidak berlanjut.
Kemudian, setelah Rendang Uni Tutie berhasil mendapatkan HACCP, produknya langsung mendapatkan tawaran ekspor ke Amerika. Namun, produk yang bisa masuk adalah rendang jengkol, rendang kacang merah, dan bumbu rendang saja.
"Semua orang kan rendang itu rendang daging, tapi ternyata rendang daging nggak bisa masuk ke Amerika, yang daging-dagingan itu kan nggak bisa masuk Amerika. Akhirnya yang kita ekspor ke Amerika malahan rendang jengkol dan kacang merah," ungkap Uni Tutie.
Produk rendang daging tak bisa masuk ekspor ke Amerika dikarenakan kebijakan pemerintahan. "Amerika itu tidak memperbolehkan daging-dagingan dan unggas dari negara lain masuk ke sana," tuturnya.
Selain ke Amerika, produk Rendang Uni Tutie juga telah melalang buana ke pasar Eropa. "Daging-dagingan (rendang daging) malah bisa ekspor sampai ke Jerman, sampai ke Swiss, sampai sekarang kalau Swiss. Kalau bumbu dan rendang kacang merah itu ke Australia," jelasnya.
Uni Tutie juga menuturkan bahwa produk Rendang Uni Tutie itu telah menjadi anggota inti dari program pemerintah 'Indonesia Spice Up The World'. Tentunya ini memudahkan Rendang Uni Tutie memasuki pasar ekspor ke berbagai negara potensial.
Simak Video "Video Kisah Inspiratif: Tetap Produktif di Masa Pensiun Lewat Kreasi Rendang"
[Gambas:Video 20detik]
(yms/odi)