Sensasi Menikmati Gorengan Multikultur di Depan Masjid Nabawi

Sensasi Menikmati Gorengan Multikultur di Depan Masjid Nabawi

Sudrajat - detikFood
Rabu, 05 Jun 2024 10:30 WIB
Sensasi Menikmati Gorengan Multikultur di Depan Masjid Nabawi
Foto: Sudrajat/detikcom
Jakarta -

Saat di Madinah, jamaah Indonesia bisa mengobati kangen gorengan dengan jajan panganan serupa di sana. Pilihannya lengkap, dari bakwan sampai onde-onde!

Di antara deretan hotel-hotel bintang lima yang berjarak sekitar seratusan meter dari Masjid Nabawi, berderet keda-kedai makanan tradisional Nusantara. Mereka menggunakan nama-nama negara berpenduduk mayoritas muslim, seperti Turki, Malaysia, Pakistan, Afghanistan, Indonesia, dan lainnya.

Namun para pelayannya mayoritas adalah WNI yang telah bertahun-tahun bekerja di Arab Saudi. Makanan yang dijual pun ternyata hampir semuanya sudah dikenal oleh sebagian Jemaah calon haji yang menginap di hotel-hotel bintang lima dekat Nabawi. Ada bala-bala (bakwan), tempe dan tahu goreng, kue onde, klepon, lontong sayur dan lain-lain. Harganya berkisar antara 3-10 Riyal atau sekitar Rp 13 ribu hingga Rp 43 ribu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau rasa sih menurut saya biasa ya, enakan di Indonesia lah. Cuma ukuran bakwan, tempe dan tahu jauh lebih besar dan harganya juga kalau dirupiahkan lumayan mahal," kata Erni, 38 tahun. Jemaah asal Cianjur itu menginap di Maden Hotel yang berdampingan dengan Hilton dan Andalusia, sekitar 150 meter dari Masjid Nabawi.

Sensasi Menikmati Gorengan Multikultur di Depan Masjid NabawiKedai makanan yang berjejer tak jauh dari Masjid Nabawi. Foto: Sudrajat/detikcom

Ia sengaja ngeluyur ke area m untuk mencari sensasi baru setelah berhari-hari menyantap hidangan restoran bintang lima. Erni menyebut kawasan tersebut sebagai kawasan street food multikultur, multietnis, dan multibangsa. Sebab setiap kedai setidaknya melibatkan tiga unsur tersebut.

ADVERTISEMENT

Di kedai Afghanistan tempat dia membeli gorengan, misalnya, pemiliknya asal Suriah, pelayan asal Sukabumi, Jawa Barat, dan produk yang dijual asal Sunda dan Jawa. "Ya, mumpung ini hari terakhir kami di Madinah, selanjutnya akan ke Mekkah," kata Erni.

Sementara Maryam Abdul yang menginap di Hilton menyebut kue klepon yang dijual di street food itu cukup lezat. "Kamu harus coba deh benar-benar endes, legit banget," ujar Jemaah yang menginap di Hilton Madinah itu.

Sensasi Menikmati Gorengan Multikultur di Depan Masjid NabawiPotret jamaah yang tengah menikmati aneka makanan yang ditawarkan di kedai dekat Masjid Nabawi. Foto: Sudrajat/detikcom

Di sebelah kedai Afghanistan ada kedai Turki yang menjual lontong sayur, mi goreng, seblak ceker, dan tom yum yang merupakan menu khas Thailand. Harganya rata-rata 20 riyal (Rp 86 ribuan) dan bisa dibayar dengan rupiah.

"Silahkan dicoba ya, dijamin enak karena saya sendiri yang masak," kata Aliya yang mengaku sudah 10 tahun tinggal di Madinah. Dia menikah dengan seorang dokter dan telah dikaruniai 5 anak. Dia di kedai setiap pagi setelah mengantar anak-anak sekolah, dan menjelang siang sepenuhnya ditunggui oleh stafnya.

Perempuan asal Cimahi itu mengaku hampir setiap tahun mudik ke Indonesia, terutama saat lebaran Idul Fitrni atau pas anak-anak lbur panjang sekolah. "Biar mereka kenal juga dengan cita rasa asli menu-menu yang dijual umminya," kata Aliya.

(adr/adr)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads