Ada harga bakso seporsi Rp 70 ribu bikin heboh, lalu nasi bungkus yang zonk. Sampai curhatan pemilik resto yang sepi usai dapat sertifikat halal.
Bakso merupakan makanan favorit di Indonesia yang terkenal murah.Harga seporsi bakso Rp 70.000 disebut terlalu mahal bagi banyak orang.
Lalu ada seorang wanita yang menunjukkan rasa kecewa setelah beli nasi bungkus Rp 9 ribuan. Awalnya wanita itu beli 30 bungkus sekaligus untuk sedekah. Rupanya lauknya zonk!
Terakhir ada curhatan pemilik resto di Singapura. Alih-alih restorannya ramai dengan pengunjung, pemilik resto BBQ ini mengaku penjualannya menurun usai mendapatkan sertifikat halal.
Berikut tiga artikel yang paling menarik minat pembaca detikFood kemarin (18/01).
1. Bakso Seporsi Harga Rp 70 Ribu
Bakso identik dengan makanan kaki lima yang harganya terjangkau sekitar Rp 15.000 - 25.000 saja. Sehingga bakso kelas restoran yang harganya mencapai Rp 70.000 dianggap terlalu mahal bagi banyak pengegmar bakso di Indonesia.
Perdebatan tentang harga bakso ini mencuat setelah seorang pengguna X anonim menggunggah bon di restoran bakso ternama. Lewat akun @FFess, ia bertanya apakah harga bakso kisaran Rp 70.000 itu terlalu mahal atau wajar.
Di bon unggahannya, pengguna X tersebut memesan Baso Kuah (Rp 66.364) dan Baso Tahu (Rp 66.364). Totalnya dengan pajak, ia harus membayar Rp 146.001 untuk dua mangkok bakso.
2. Nasi Bungkus Zonk
Belakangan ini banyak pengunjung membagikan rasa kecewa setelah membeli makan di luar. Kekecewaan itu biasa muncul karena realita pesanan makan yang tidak sesuai ekspektasi.
Seperti kekecewaan wanita satu ini ketika pesanan nasi bungkusnya punya isian zonk. Wanita itu mengaku tergiur promosi nasi bungkus yang dijual warung di Malaysia karena hargamya ekonomis. Dengan harga Rp 9 ribuan dia membeli 30 bungkus nasi yang ternyata mengecewakan.
Isinya bisa dibilang zonk. Wanita ini menilai tampilan makannya buruk, kualitasnya juga tidak memuaskan. Tentu saja ia merasa sangat kecewa terlebih karena ia telah membeli 30 bungkus.
Simak Video "Nasi Bungkus Jejepangan di Palmerah"
(sob/odi)