Sukoharjo punya kuliner khas bernama alakathak yang hanya tersedia pada saat kliwon dan pon. Kuliner ini terdiri dari mie kanji dan tempe benguk yang dibungkus daun jati.
Beberapa kuliner tradisional kini terbilang langka karena sudah tidak banyak yang menjual. Sekalipun dijual hanya pada waktu-waktu tertentu.
Contohnya alakathak di Sukoharjo yang hanya bisa dibeli setiap Kliwon dan Pon di Pasar Tawangkuno. Banyak orang rela datang jauh-jauh demi mencicip kuliner ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alakathak sendiri merupakan kuliner khas Kecamatan Weru. Hidangan ini berupa tempe koro benguk yang disajikan bersama mie berbahan tepung kanji.
Proses pembuatan alakathak terbilang cukup rumit. Dimulai dengan merebus koro benguk hingga matang dan merendamnya selama beberapa hari. Kemudian, benguk dikukus, dihaluskan, dan dibungkus dengan daun jati atau daun pisang. Seluruh prosesnya masih dilakukan dengan cara tradisional.
Untuk mie yang menjadi pendamping alakathak dibuat dari tepung kanji yang dicampur dengan air mendidih, kemudian dipipihkan dan direbus hingga mengapung. Mie ini memiliki tekstur kenyal.
![]() |
Alakathak umumnya dijual di pasar-pasar tradisional di sekitar Weru, seperti Pasar Tawangkuno dan Pasar Kelir, pada hari-hari pasaran tertentu. Keunikannya begitu terasa berkat penggunaan bahan berupa koro benguk yang lembut dan mie yang kenyal.
Kuliner ini biasanya disajikan dengan kuah lodeh yang menggunakan bumbu khas, seperti kunyit, kemiri, daun salam, daun jeruk, dan laos.
Harga yang terjangkau, mulai dari Rp500, membuat alakathak menjadi pilihan menarik bagi detikers yang ingin mencicipi kelezatan kuliner lokal Sukoharjo yang autentik.
Jika berkesempatan berkunjung ke Sukoharjo, jangan lewatkan kesempatan untuk menikmati alakathak. Kuliner tradisional ini punya keunikan cita rasa yang sulit dilupakan.
Artikel ini sudah tayang di detikjateng dengan judul Alakathak, Kuliner Unik Sukoharjo yang Hanya Ada Saat Kliwon dan Pon
(adr/adr)