Di Jogja ada warung makan legendaris yang terkenal dengan sajian esnya. Warung makan ini bahkan sudah eksis sejak tahun 1978!
Namanya Moerni 78 yang berlokasi di Jalan Tukangan No. 45 Tegal Panggung, Danurejan Jogja. Toko ini buka setiap hari dari Senin-Minggu, mulai pukul 08.00 WIB hingga 21.00 WIB, namun untuk pesanan terakhir dilayani pukul 20.15 WIB.
Pantauan detikJogja, Senin (9/10/2023), warung Moerni 78 ini semakin ramai dikunjungi saat siang hari. Tampak hiasan TV tabung, radio, dan buku-buku jadul dipajang yang memberikan kesan klasik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu menu andalan di sini, es teler dengan kelapa muda atau degan yang terasa lembut dan memiliki ketebalan pas. Di dalam semangkuk es teler berisi potongan alpukat, kelapa muda, tape hijau, jeli, potongan nangka dan roti tawar dengan kuah santan yang dicampur gula cair, serutan es, dan kental manis.
Perpaduan santan dan manis dari gula maupun kental manis tidak enek dan justru terasa segar saat dinikmati di siang hari yang terik.
![]() |
Aneka es yang ditawarkan di sini adalah es campur, es roti, dan es setup nanas yang bisa dinikmati dari harga Rp 9.000 sampai Rp25.000. Bagi pengunjung yang ingin makan ada pilihan menu nasi rawon, opor ayam, tahu telur mulai dari Rp 15.000-Rp 23.000.
Cucu pendiri Moerni, Yeremia Okky, menuturkan bahan-bahan yang digunakan di warungnya dibuat tanpa pemanis buatan. Hal ini lah yang menjadi alasan pemilihan nama Moerni atau asli.
"Kalau dulunya pendirinya niat nama pake murni itu karena penggunaan bahan-bahannya itu pake bahan yang murni, nggak pake pemanis buatan atau lainnya. Makanya pengambilan nama Moerni sendiri, sebisa mungkin tidak menggunakan bahan-bahan kimia," ujar Yeremia Okky yang kini menjadi pemilik Moerni 78 saat berbincang dengan detikJogja.
Cerita di Balik Nama Moerni
![]() |
Okky menerangkan nama tokonya sempat berganti. Semula menggunakan nama Moerni 83 kini berganti menjadi Moerni 78. Penggantian angka di belakang ternyata untuk mengenang tahun berdirinya Moerni.
"Moerni 83 itu dulu karena namanya 83 ini nomer rumahnya bukan tahun berdirinya. Kalau zaman-zaman dulu kan toko-toko kebanyakan namanya pakai nomer rumahnya," ujar Okky.
"Penggantian nama jadi Moerni 78 itu karena disesuaikan dengan ejaan zaman dulu dan 78-nya itu disesuaikan dengan tahun didirikannya tahun 1978," tambahnya.
Dia menyebut Moerni didirikan Juahir Setia Budi dan kini sudah dikelola generasi ketiga. Dia menyebut Moerni 78 tidak punya cabang, namun memiliki turunan merek yakni Djadjan Moerni 78 di Pasar Prawirotaman.
"Beberapa produknya di sana (Djadjan Moerni 78) masih sama, tapi kebanyakan di sana minumannya sama bistiknya sama, yang lainnya pengembangannya aja," ujar Okky.
Dia mengatakan menu otentik sejak awal adalah bistik dan es teler. Racikan bumbu dan proses pembuatannya pun menggunakan resep turun-temurun yang membuat citarasanya tetap otentik. Dalam sehari, Moerni 78 bahkan bisa menjual sekitar 200 porsi es teler.
"Kalau yang paling banyak itu es telernya, sehari itu bisa di atas 200 ada kalau bistiknya itu di atas 100 ada," jelas cucu pendiri Moerni 78 ini.
Dia mengungkap salah satu ciri khas es teler Moerni dulu menggunakan anggur Malaga. Namun, kini anggur itu tidak lagi digunakan.
"Jadi dulu es telernya aslinya pake anggur malaga. Jadi ketika minum es ada sensasi hangat dari anggur malaganya. Kemudian dengan perkembangan zaman dengan izin minuman beralkohol itu susah dan akhirnya nggak pake anggur malaga," tutur Okky.
"Orang dulu terkenalnya es teler malaga, jadi minum es teler dingin tapi ada sensasi hangatnya," tambahnya.
Selengkapnya di halaman berikut.
![]() |
Salah seorang pengunjung, Yayuk (49), mengaku sudah menjadi langganan di Moerni 78. Yayuk menyebut citarasanya tetap sama sejak dia SMA.
"Dari dulu SMA udah sering makan di sini, rasanya tidak berubah. Rasanya itu pokoknya tak terlupa, nggak berubah, masih seperti dulu, isiannya juga tetap sama," ujar Yayuk.
Hal senada juga disampaikan pelanggan lain, Heni (30). Dia mengaku sudah jajan di Moerni sejak SMP dan paling gemar pesan bistik.
"Saya sudah coba hampir semua menunya dan yang paling saya suka itu bistiknya. Dulu saya sering makan di sini sama ibu, karena ibu kerja deket sini. Makannya kalo nggak bistik itu lontong," terang Heni.
Selain Heni dan Yayuk, ada juga pengunjung dari luar kota yang sengaja berburu kuliner di Jogja dan mampir ke Moerni 78. Pengunjung asal Jakarta, Neli (30) dan Angga (31) mengaku mengetahui Moerni dari media sosial.
"Tahu Moerni 78 dari media sosial sih dan ini pertama kalinya ke sini. Rasanya cocok sih sama lidah saya gitu yang nggak suka manis. Saya kan dari Jakarta dan kalau di Jogja kan biasanya manis. Jadi cocok," ujar Heni.
Artikel ini ditulis oleh Elisabeth Meisya dan Steffy Gracia peserta magang bersertifikat di detikcom.
Artikel ini sudah tayang di detikjogja dengan judul Segarnya Es Teler Moerni 78 Jogja, Bikin Adem di Cuaca Panas
Simak Video "Video Berbuka Puasa dengan Hidangan Kampung ala Warung Joglo di Denpasar"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/adr)