Di Klaten ada kuliner menyegarkan bernama es gosrok. Isinya cendol dengan tambahan gula Jawa yang kental, manis, dan legit. Cobain yuk!
Es gosrok adalah jajanan tradisional di Klaten sejak zaman dulu. Kalau mau mencicipi es gosrok yang terkenal enak dan legendaris, kamu bisa mampir ke Es Gosrok Pak Amir Klaten.
Warungnya berlokasi di simpang tiga Jalan Ir Soeharto, Dusun Jiwan, Desa Jimbung, Kecamatan Kalikotes, Klaten. Dari terminal Ir Soekarno jaraknya sekitar empat kilometer ke arah selatan menyusuri jalur utama wisata Rowo Jombor.
Meski hanya menempati bangunan berukuran sekitar 2,5 x 7 meter, warung di tepi jalan itu tak pernah sepi pembeli. Es gosrok di Warung Pak Amir dibuat dengan cara menggosokkan es batu yang berbentuk balok pada meja yang sudah dipasang pisau.
Terdengar suara srokk..srokk..srokk saat es batu digosokkan ke pisau di meja. Es batu itu kemudian berubah menjadi kecil-kecil seperti salju. Untuk memberikan rasa manis dan kesan menarik, es gosrok itu diberi gula cair dari gula Jawa (warna cokelat) maupun gula pasir (warna merah) dan cendol.
"Di sini es gosrok menggunakan gula asli, gula Jawa dan gula pasir, atau dicampur cendol seperti dawet. Ditambah makanan bakmi, capcay, tempe, tahu, roti, kacang dan lainnya," kata pemilik warung, Mirmadi (64) kepada detikJateng di warungnya, Kamis (28/9/2023).
Pria yang akrab dipanggil Amir itu menceritakan warung Es Gosrok itu dirintis ayahnya, Pak Solah, pada tahun 1957. Setelah ayahnya memasuki usia tua, usaha es gosrok dia teruskan.
"Ini sudah generasi kedua, saya yang mengelola. Saya baru 10 tahun mengelola, dulu ayah saya yang berjualan," tutur anak pertama dari tiga bersaudara ini.
Sejak tahun 1957, jelas Amir, warung es keluarganya tidak pernah pindah lokasi. Meskipun lokasi yang digunakan untuk berjualan hanya bangunan kontrakan.
"Ini sampai sekarang masih kontrakan, dulu satu rumah tapi terus dipecah-pecah. Belum pernah pindah karena kalau dipindah takut pelanggan kaget mencari," lanjut Amir.
Segelas es gosrok di warung ini hanya seharga Rp 4.000. Amir menyebut sejak 10 tahun dia mengelola warung es ini, baru tiga kali menaikkan harga.
"Selama 10 tahun saya kelola, pernah naik tiga kali. Dulu awalnya Rp 2.000, menjadi Rp 3.000 dan sampai sekarang menjadi Rp 4.000," imbuh Amir.
Bagi pengunjung yang ingin variasi, topping es bisa ditambahkan varian buah nangka hingga tape ketan atau singkong. Masing-masing topping hanya Rp 2.000 untuk nangka. Kemudian tape ketan atau singkong seharga Rp 1.000.
"Ada juga lotis buah yang jualan istri saya. Kalau lotis itu belum lama yang asli warung ini ya es gosrok," terang Amir.
Sementara itu, salah satu pelanggan es, Ade (22), mengatakan warung es gosrok Pak Amir memang legenda. Sejak dirinya masih kecil, keluarganya menjadi langganan.
"Ya langganan sedari SMP sampai sekarang sudah punya anak. Yang khas itu ya es gosrok, sekarang mungkin sudah langka es digosrok seperti ini," kata warga Kecamatan Wedi kepada detikJateng di lokasi.
Selain cara pembuatannya yang unik dengan cara digosrok, kata Ade, citarasa es di warung tersebut tidak berubah dari dulu.
"Rasanya yang beda, khasnya di rasa. Harga juga jauh lebih murah dari es modern," ungkap Ade.
Artikel ini sudah tayang di detikjateng dengan judul "Seger Lur! Es Gosrok Pak Amir di Jimbung Klaten Legenda sejak 1957"
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
(dfl/adr)