Klaten terkenal dengan menu sop ayam. Selain itu, ada juga sop ayam dengan variasi lebih unik bernama sop manten. Menu ini dirintis Mbah Atmo sejak tahun 1960.
Sesuai namanya, sop manten merupakan menu sop yang kerap disajikan dalam hajatan pernikahan (manten) masyarakat Jawa. Sop ini sekilas mirip dengan sop ayam tapi isinya berbeda.
Kuah sop manten kekuningan karena diracik dengan garam, pala, merica, bawang, dan rempah lain yang bercampur kuah kaldu ayam kampung. Untuk isinya lebih bervariasi, termasuk irisan wortel, daun seledri, jamur, kacang kapri, bawang goreng dan makaroni.
Sop manten ini jadi menu andalan di warung Sop Manten Mbah Atmo. Lokasinya di jalan Jogja-Solo km 20, Kecamatan Delanggu, Klaten. Mbah Atmo menjual menunya murah meriah, porsi kecil Rp 8 ribu dan porsi besar hanya Rp 13 ribu.
Selain sop manten, di sini juga tersedia menu ayam goreng kampung mulai daging, kepala, dan jeroan. Dalam sehari, tak kurang dari 100 porsi sop manten habis terjual.
Menu ini diracik Mbah Atmo sekitar tahun 1960-an. "Resepnya dari ibu saya, Mbah Atmo sekitar tahun 1960 an. Kalau sanak saudara dan warga sini punya hajat manten, ibu saya yang diminta menyajikan SOP," kata Marwah Harto Atmojo (77), anak lelaki Mbah Atmo kepada detikJateng, Minggu (24/9/2023) di rumahnya.
Tidak hanya acara hajatan, tutur Marwan, menu sop manten menjadi menu utama di hari raya lebaran. Setelah ibunya wafat, menu itu dilestarikan dengan merintis warung.
"Tahun 2005 saya merintis warung dengan resep warisan dari ibu, sekalian kita napak tilas. Ide warung sop manten itu ya dari saya karena dulu sering bantu - bantu ibu," tutur Marwan.
Menu sop manten, jelas Marwan, sesuai pesan ibunya tidak bisa dipisahkan dari kaldu ayam. Kaldu ayam yang digunakan harus ayam kampung bukan ayam pedaging.
"Sop manten itu tergantung kaldunya, dan ibu saya sejak dulu dengan ayam kampung. Kalau ayam pedaging akan beda rasanya, sampai sekarang juga dengan ayam kampung, termasuk ayam goreng pelengkapnya," imbuh Marwan.
Selain sop manten, Marwan menuturkan warungnya juga menyajikan pecel, garang asem ayam kampung, dan rawon sebagai menu alternatif. Untuk menu tambahan itu awalnya racikan mendiang istrinya.
"Menu itu istri saya yang buat karena memang dia asli Jawa Timur. Karena di tepi jalan pembeli di warung ya dari banyak kota di Jawa, terutama Jogja, Solo, Cilacap, Jawa Timur dan Jawa Barat juga ada," rinci Marwan.
Selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video "Video Siswa soal MBG Beras Dibagikan Seminggu Sekali: Cuma Cukup 2 Hari"
(adr/adr)