Popcorn identik dengan jagung kering sebagai bahan utamanya, tapi di tangan Kelompok Wanita Tani (KWT) di Wonogiri ini, ada popcorn berbahan sorgum!
Kelompok Wanita Tani (KWT) Rahayu Widodo, Kelurahan Mojopuro, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah hadir dengan inovasi unik. Memanfaatkan sorgum, mereka membuat panganan serupa popcorn yang diberi nama popgum.
Menurut Penyuluh Pertanian Kecamatan Wuryantoro Ana Rahmawati yang mendampingi KWT Rahayu Widodo, sorgum bisa diolah menjadi semacam popcorn karena struktur dan teksturnya menyerupai jagung.
Ana mengatakan, cara membuat popgum mirip dengan membuat popcorn. Pertama, sorgum yang sudah dipanen dijemur atau dikeringkan, lalu dirontokkan dari tangkainya. Selanjutnya, sorgum digoreng hingga mekar berwarna putih seperti kapas.
"Tidak semua jenis sorgum bisa mekar dengan bagus. Sorgum merah lebih sulit mekar karena kulit arinya tebal. Yang mudah mekar itu sorgum putih," kata Ana di halaman Dinas Pertanian dan Pangan Wonogiri, Rabu (21/6/2023) lalu.
Ana menjelaskan, sorgum putih lebih mudah mekar saat digoreng. Selain itu ada rasa manis di dalamnya. Bentuk dan rasanya seperti popcorn, putih dan mengembang, tapi ukurannya lebih kecil.
Saat ini anggota KWT Rahayu Widodo hanya memproduksi popgum tiap ada pesanan. Sebab mereka masih mengalami kendala soal stok sorgum.
Harga sorgum mentah saat panen raya sekitar Rp 4.000 per kilogram. Di luar panen raya, harga sorgum bisa mencapai Rp 6.000-7.000 per kilogram.
Setelah diolah menjadi popgum, harga per bungkusnya Rp 15.000-Rp 20.000 untuk ukuran 200 gram.
Sorgum juga bisa diolah menjadi tepung. Harga tepung sorgum Rp 15.000-20.000 per kilogram. Tepung sorgum bisa diolah menjadi brownies sorgum, harganya Rp 40.000-50.000 per loyang.
"Kami juga buat brownies sorgum, tapi masih terbatas. Pasarnya belum banyak. Karena tekstur browniesnya ada sedikit krenyes. Mungkin orang masih risih," ujar Ana.
Menurutnya, produk sorgum tidak tahan disimpan lama. Hal itu turut memengaruhi produksi popgum dan brownies sorgum saat ini belum dalam skala besar.
"Tapi kalau dilihat manfaatnya, sorgum ini kan free gluten dan aman untuk diabetes. Jadi bagus kalau dari sisi manfaatnya," ujar dia.
Ana menambahkan, sorgum di Wonogiri banyak dibudidayakan di Kecamatan Wuryantoro, Pracimantoro dan Nguntoronadi. Namun, sorgum tidak tahan disimpan lama karena mudah menjadi bubuk.
"Selain itu makanan berbahan sorgum juga belum akrab di lidah masyarakat," pungkasnya.
Baca artikel selengkapnya DI SINI.
Simak Video "Melihat Proses Pembuatan Emping Melinjo di Wonogiri yang Ada Sejak 1980-an"
(adr/adr)