Makanan khas Cianjur ini tergolong legendaris karena sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Makanan ini masih bisa ditemui sampai sekarang, namun sayang ada yang terancam punah.
Cianjur menyimpan banyak pesona kuliner lezat, termasuk yang legendaris ini. Jenisnya beragam, dari laksa, bubur ayam, sampai sate sapi. Semuanya layak dicoba para foodies saat mampir ke Kota Santri ini.
Berikut 5 kuliner legendaris di Cianjur:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Laksa
![]() |
Laksa di Cianjur memiliki keunikan tersendiri dimana isiannya menggunakan tauge, oncom, dan daun kemangi sebagai penguat rasa dan aroma. "Laksa Cianjur ini menggunakan toge, kemudian oncom, dan kuatnya di kuah santan dengan kemangi untuk memperkuat rasa serta aroma," ucap Yusuf Supriatin (57) pedagang laksa Cianjur.
Dia mengatakan laksa ini merupakan makanan legendaris dari Cianjur yang jarang diketahui oleh kawula muda saat ini. Bahkan pedagangnya pun kini juga tak banyak.
"Jarang yang tahu kalau Cianjur juga punya makanan khas laksa, apalagi anak-anak zaman sekarang. Karena dari dulu juga yang beli hanya kalangan tertentu. Apalagi pedagangnya, sudah jarang. Setahu saya, tinggal beberapa orang saja yang jualan laksa," lanjut Yusuf.
Yusuf yang sudah 23 tahun berjualan laksa ini mengaku akan terus mempertahankan jualannya dan menurunkannya pada generasi berikutnya.
Hal itu dilakukan supaya laksa tidak punah tergeser perkembangan zaman dengan makanan-makanan kekinian.
"Saya jualan tujuannya untuk mempertahankan laksa ini agar masih ada. Saya juga akan turunkan ke anak saya, meneruskan jualan laksa supaya tidak punah," ucap dia.
2. Geco
![]() |
Sama halnya dengan laksa, makanan ini merupakan salah satu makanan legendaris di Cianjur. Namanya Geco yang merupakan singkatan dari Toge dan Tauco. Sesuai namanya, makanan ini berbahan dasar tauge atau toge dengan dengan olahan tauco sebagai bumbunya.
Makanan ini sangat populer pada tahun 1950 hingga 2000an. Namun eksistensinya mulai redup seiring perkembangan zaman. Hanya tersisa dua penjual yang saat ini masih bertahan dan menolak Geco punah.
"Geco ini sudah ada sejak 1947, tapi mulai populer pada 1960. Dari orang tua hingga anak-anak, jajannya Geco. Sekilas Geco ini mirip dengan toge goreng, tapi bumbu tauco yang membedakannya. Rasa unik dari tauco itu yang membuat Geco ini digemari," ujar Iding Jaenudin (60) salah satu penjual Geco.
Untuk menyajikan makanan ini, mula-mula bahan utama yakni toge direbus selama sekitar 5 menit di atas wajah khusus berisi sedikit air. Setelah matang, toge pun diangkat dan disimpan di atas daun pisang yang menjadi pengganti piring atau mangkuk.
Selain itu irisan ketupat, tahu, dan tempe pun kemudian disusun di atasnya. Sebagai pelengkap dan juga yang menjadi pembeda dengan toge goreng, mie aci atau yang juga dikenal mie golosor pun ditambahkan.
Tak ketinggalan dan yang paling penting, kuah tauco yang sudah diracik dengan bumbu dan rempah lainnya disiramkan di atasnya dengan ditambahkan sedikit cuka aren.
Rasa manis, asam, gurih menjadi perpaduan yang sempurna. Membuat lidah begitu dimanjakan. Dan bagi penyuka pedas, bisa ditambahkan sambal cabai merah.
"Yang membuat nikmat dan digemari, Geco ini memadukan berbagai rasa, manis, guring, dan asam dari cuka. Ditambah rasa khas dari tauco," ungkap dia.
3. Bubur Cianjur
![]() |
Bubur Cianjur mungkin menjadi salah satu makanan yang paling familiar, terutama bagi wisatawan luar daerah yang berkunjung ke Cianjur.
Bubur Cianjur memiliki perbedaan dari toppingnya, yakni dengan adanya pais bawang dan usus. Toping ini memberikan rasa yang berbeda dengan bubur dari daerah lain.
Selain itu, bubur ini disajikan dengan kerupuk yang sudah diremukkan sebelumnya ditambah dengan beberapa buah emping.
Jika bubur lainya bisa dimakan dengan diaduk ataupun dengan cara tak diaduk bubur Cianjur ini akan lebih nikmat dengan cara diaduk, sehingga semua rasa dari bubur dan topingnya berpadu dalam setiap suapan.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
4. Liwet Jantung Pisang
![]() |
Beralih ke wilayah Cianjur selatan, ternyata ada juga makanan khas yang unik, yakni nasi liwet jantung pisang. Makanan yang dipadukan dengan lauk pauk seperti asin, ikan goreng, hingga daging ayam kampung goreng.
Makanan khas Desa Malati Kecamatan Naringgul itu memiliki perbedaan dengan nasi liwet lain, yakni pada jantung pisang yang dikombinasikan dengan nasi liwet.
Jantung pisang yang digunakan pun bukan sembarang jantung pisang, tetapi harus menggunakan jantung pisang tertentu yakni Pisang Bangala, Pisang Siem, dan Pisang Adut
"Kalau jantung pisang biasa itu tidak bisa, karena rasanya akan pahit, hanya jantung pisang tertentu yang bisa digunakan untuk nasi liwet ini," ucap Abah Cici Suherli, tokoh warga Desa Malati.
Menurutnya nasi liwet jantung pisang ini jadi menu utama bagi wisatawan yang datang ke Naringgul tepatnya ke wisata Alam Gunung Pabeasan.
5. Sate Maranggi
![]() |
Bagi wisatawan yang kerap berlibur ke Cianjur tentunya sudah tidak asing dengan makanan ini. Dari Cipanas hingga wilayah perkotaan terdapat banyak penjual sate maranggi, dimana salah satunya yang terkenal berada di Jalan Raya Cipanas dan di Jalan KH Hasyim Asyhari.
Sate maranggi memiliki keunikan dibandingkan sate lainnya, dimana sebelum dibakar daging sapi yang menjadi bahan utama sate ini dimarinasi atau dibacem dengan beragam rempah.
Baceman itu membuat rasa sate maranggi lebih kaya, dengan dominan rasa manis karena menggunakan gula aren sebagai salah satu bahan baceman.
Sate maranggi biasanya dihidangkan tidak dengan sambal kacang, tetapi dengan sambal oncom dan cabe rawit utuh. Sate ini bisa disantap dengan nasi putih, nasi kuning, atau ketan bakar.
Baca artikel selengkapnya DI SINI.
(adr/adr)