Mahasiswa Bandung Ini Juarai Kompetisi Manual Brewing Tingkat Nasional

Wisma Putra - detikFood
Senin, 12 Des 2022 11:30 WIB
Foto: detikcom/Wisma Putra
Bandung -

Azzahra Ibrahim Sidiq, mahasiswa semester 5 Jurusan Arsitektur di Universitas Winayamukti Kota Bandung berhasil menjuarai kompetisi Roll and Pour yang digelar Manual Brew Comunity di 5758 Coffee Lab.

Pria kelahiran Cileunyi, Kabupaten Bandung ini berhasil menumbangkan 39 brewer saingannya yang berasal dari sejumlah daerah di Indonesia yang mengikuti kompetisi ini.

Azzahra Ibrahim Sidiq menyelesaikan kompetisi dengan poin 306,38, disusul Muhammad Ferry Bustomi dari Bandung sebagai juara kedua dengan nilai 301,43. Kemudian Malvin Tarigan asal Medan menjadi juara ketiga dengan raihan 299,64 poin.

Azzahra Ibrahim yang akrab disapa Bams mengatakan, kemenangan ini merupakan kejutan baginya. Seperti diketahui, ia menjadi brewer baru setehun belakangan atau pada 2021.

"Kebetulan ini surprise banyak karena di hari ketiga ada kendala, pertama ngeroasting, alhamdulilah dengan usaha dan dukungan teman-teman banyak-banyak makasih sampai hari ini bisa dapat juara pertama," kata Bams kepada detikJabar, Minggu (11/12/2022).

Mengolah biji kopi grade dua menjadi tantangan untuk Bams. Foto: detikcom/Wisma Putra

Bams mengungkapakan, dalam kompetisi ini ia mendapatkan tantangan yang luar biasa karena harus mengolah biji kopi (beans) kualitas dua.

"Beans ini saya ingin dapat (rasanya). Kenapa grade 2 dapat layak minum? Kebetulan beans akhirnya ketemu titik tengahnya ingin seperti apa, kopi akan enak ketemu penikmatnya karena selera tidak pernah sekolah," ungkapnya.

Selain itu, jika pada kompetisi umumnya para brewer hanya berkompetisi saat menyeduh saja, tapi di kompetisi ini para brewer diuji dari mulai proses roasting kopi hingga menyeduhnya. Saat me-roasting kopi, Bams mengaku cukup kesulitan.

"Saat ngeroasting, saya bukan roaster, saya kerja di coffee shop. Ini hal yang baru dan sangat menyenangkan. Perisapan satu bulan ke belakang, tapi mantapnya dua minggu ini," ujarnya.

Setelah kompetisi ini, Bams targetkan bisa ikut kompetisi di tingkat lainnya. Ia ingin bisa terjun di tingkat internasional.

"Kita harus terus grow up, ada tujuan sesuatu ke depan mudah-mudahan bisa ikut kompetisi nasional dan internasional," tambahnya.

Kopi Kualitas Nomor 2 Rasa Nomor 1

Kepal Dewan Juri Adi Taroepratjeka mengatakan, dalam kompetisi ini para brewer harus membuat kopi dengan kualitas nomor dua menghasilkan rasa nomor satu.

"Yang dicari seberapa jauh kita bisa dorong kopi kualitas nomor dua jadi bagus. Beberapa hari ini mengagetkan, enggak kebayang kopi tidak terlalu bagus secara fisik tapi bagus secara kualitas ketika disangrai dan diolah dengan baik rasnya jadi enak," kata Adi.

"Jadi tantangannya begitu, terserah mau ngapain dengan kopi grade 2 tapi rasanya harus enak," ujarnya.

Adi menjelaskan, kompetisi ini digelar dengan metode baru karena harga kopi di Indonesia khususnya di Jabar hingga Sumatera sedang naik akibat gagal panen.

"Beberapa tahun ini, panen masih gagal, harga kopi menjadi melonjak naik gila-gilaan, banyak roaster akhirnya kalau beli kopi kualitas bagus sudah tidak mampu karena kemahalan," jelasnya.

Menurutnya, saat ini harga kopi grade dua di Jawa Barat antara Rp 70-80 ribu per kilogramnya. Harga itu setara dengan harga kopi grade 1 tiga tahun lalu, bahkan kopi-kopi grade 2 di Sumatera bisa Rp 120 ribu.

"Ini menjepit teman-teman yang bekerja sebagai roaster. Akhirnya kita punya pikiran bagaimana teman-teman terpaksa bermain dengan kualitas kopi lebih rendah dan penyeduh mengasah otak untuk keluarkan kualitas terbaik dan kalau boleh jujur semua kompetisi itu seseorang bisa jadi juara karena kualitas kopinya harus bagus, kita bikin ide itu akhirnya kita gunakan biji kopi yang sama, peserta datang sebulan sebelumnya dan kita kasih mereka biji hijau untuk berlatih, kita minta mereka menyangrai di sini dan disimpan di sini sampai pertandingan," paparnya.

Banyak juga barista dari luar pulau yang mengikuti ajang ini untuk menambah pengalaman mereka. Foto: detikcom/Wisma Putra

Datang untuk Tambah Pengalaman

Salah satu peserta asal Banjarmasin Kalimantan Selatan M Nasrullah mengatakan, kedatangannya ke Bandung dan mengikuti kompetisi ini untuk menambah skill sebagai brewer.

"Saya sangat berterima kasih untuk acara ini, di sana saya bisa lebih mengeksplore lagi tentang kopi. Kesulitan di sini kami memproses biji grade dua tersebut untuk menjadi yang terbaik saat diseduh," tuturnya.

Menurutnya, dalam kompetisi ini dia ditantang membuat kopi grade dua enak diseduh. "Biji grade dua itu pecah, ada juga biji-biji yang digrogoti serangga dan itu berpengaruh dan penanganannya cukup sulit," ucapnya.

Nasrullah yang sudah terjun ke dunia kopi sejak empat tahun lalu, mengaku terpukau bisa mengikuti kompetisi ini. Dengan kualitas kopi nomor dua itu, ia dituntut harus membuat kopi yang enak.

"Saya bikin ada rasa jeruk, gula merah dan cokelat. Itu muncul tersendirinya dan aromanya sedikit jeruk dan mangga. Memacu diri saya buat lebih maju lagi di bidang kopi ini, karena di bidang ini saya sangat suka dan saya ingin tahu lebih karena kopi banyak untuk dieksplor," tuturnya.

Menurutnya, saat ini coffee shop di Kalimantan sedang digandrungi dan sedang berkembang. "Potensi besar, lagi naik-naiknya kopi di Kalimantan, suka kebanyakan daerah di Jawa Barat," pungkasnya.



Simak Video "Video: Menikmati Rujak Tahu Kuah Lekoh di Majalengka"

(dfl/odi)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork