Camilan khas Jawa Barat kini menjadi kudapan yang digemari banyak orang, salah satunya baso aci. Berbeda dari bakso pada umumnya, baso aci terbuat dari campuran tepung terigu dan tepung kanji.
Dalam semangkuk baso aci, biasanya dilengkapi dengan berbagai topping mulai dari pilus, batagor, cuanki lidah hingga siomay mini. Sementara kuah baso aci biasanya terbuat dari campuran bawang putih, bawang merah, penyedap dan kaldu sapi.
Meski berasal dari Jawa Barat, saat ini baso aci sangat mudah ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan, bisnis kuliner baso aci juga cukup menjanjikan. Hal ini diceritakan oleh pemilik usaha baso aci ACILA, Anda Sapputro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anda mengatakan baso aci ACILA awalnya dibangun hanya dengan modal Rp 750 ribu. Namun, seiring berkembangnya waktu, kini ACILA telah dapat memperluas usahanya.
"Bisnis baso aci, dengan modal awal Rp 750 ribu. Saat ini sudah berkembang memiliki 5 cabang dengan sistem bootstrapping, tanpa investor maupun perbankan," ujarnya kepada detikcom.
Tak hanya menawarkan baso aci original, ACILA menyajikan berbagai inovasi resep baso aci. Beberapa di antaranya, baso aci geprek, baso aci tulang rangu, hingga acimi.
Dalam satu bulan, Anda menyebut ACILA dapat memperoleh omzet hingga puluhan juta. Namun, hal ini tak lantas membuatnya berhenti mengembangkan usaha baso aci ACILA.
"Rata-rata omzet per bulan Rp 80-90 juta," katanya.
"Ke depan kami akan menerapkan model bisnis kemitraan sehingga akan mempercepat ekspansi outlet kami di berbagai daerah," tutupnya.
Sebagai informasi, Baso Aci ACILA merupakan salah satu peserta webinar 'Kembangkan Bisnis Kulinermu vol. 2' yang digelar KraftHeinz Food Service Institute bersama detikcom. Berbeda dari sebelumnya, webinar kali ini membahas tentang pembuatan konten yang menarik, serta pentingnya laporan keuangan untuk bisnis kuliner, dan cooking demo untuk memberikan ide-ide menarik bagi para pebisnis kuliner.
KraftHeinz Food Service juga memilih 10 foodpreneur yang berkesempatan mendapatkan modal usaha senilai puluhan juta rupiah, konten promosi gratis di detikcom, hingga business coaching session dengan para pakar bisnis kuliner.
(akn/ega)