Siapa bilang jajan sushi enak harus di mall dan mahal? Di area jajanan kaki lima belakang Grand Indonesia (GI), ada sushi gerobakan yang menunya layak dicoba. Harganya mulai dari Rp 12.000!
Membicarakan sushi murah meriah tak hanya soal restoran sushi berharga terjangkau di mall, tapi juga sushi kaki lima di warung tenda atau gerobak. Salah satunya diperkenalkan Sushi Oishi. Lokasinya di pusat jajanan belakang GI, dekat Bakso Malang Gangsar dan Indomaret Kebon Kacang.
Bisnis sushi kaki lima ini dirintis oleh pemuda 21 tahun, Johanes Berchmans Jason sejak 2019. Kepada detikfood (13/10), Jason mengungkap sengaja mengusung konsep sushi street food.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Sushi Oishii ini kita mau menggadang-gadangkan kalau misalnya sushi itu nggak harus di mall, tapi sushi itu bisa juga di kaki lima. Makanya konsep kita itu sushi street food. Kita juga memiliki tagline sushi mewah dan termurah," ujarnya.
Menu yang ditawarkan Sushi Oishi mencapai puluhan, terbagi dalam kategori uramaki, hosomaki, nigiri, hingga gunkan. Harga termurahnya Rp 12.000 untuk Inari Sushi isi 2 buah. Lalu ada menu paket yang isinya lebih banyak dan harganya hemat.
Paket Salmon Maniac dan Paket B yang jadi favorit
![]() |
Untuk menu paket, Sushi Oishi menawarkannya mulai dari Rp 37.000 saja berisi 12 buah sushi. "Kita ada 6 pilihan paket, tapi yang paling populer di kita ada 2 paket. Kita ada Paket Salmon dan Paket B," kata Jason.
Untuk paket Salmon Maniac berisi 12 buah. Dibanderol Rp 57.000, isinya ada Salmon Aburi, Cooked Salmon Hosomaki, dan Salmon Mentai Nigiri. Semua sushi serba salmon ini bersifat matang.
Proses mematangkannya menggunakan api dari blow torch. Tak perlu khawatir dengan keamanan pangan sebab salmon yang digunakan segar, terjamin kualitasnya, dan memang termasuk grade untuk bikin sushi.
Lalu ada Paket B yang isinya sedikit berbeda. Salmon Aburi, Salmon and Shrimp Cheese Roll, serta Salmon Nigiri berisi 10 buah dengan ukuran cukup besar.
Salmon ini tampak menarik selera karena diberi saus spicy mayo dan saus teriyaki yang manis, pedas, dan gurih. Sushi Oishi bahkan melengkapi menunya dengan wasabi dan gari (acar jahe), layaknya restoran sushi premium.
Bahan sushi premium dan berstandar halal
![]() |
Meski disajikan di kaki lima, Jason menjamin kualitas menu sushi yang ditawarkannya. "Kita tetap gunakan bahan-bahan premium. Kita juga udah pasti semua bahan yang kita gunakan standarnya halal," katanya.
Semua bahan sushi disiapkan di dapur pusat di Kelapa Gading. Untuk nasinya, menggunakan beras Jepang. Kemudian untuk penanganan bahan makanan segar seperti salmon dan sayuran juga sangat diperhatikan teknisnya.
Ditanya soal keautentikan rasa sushi, Jason mengaku menyesuaikan cita rasa sushi dengan selera orang Indonesia. "Kita sesuaikan di rasa vinegar (cuka)nya. Karena kalau kita menggunakan mirin yang asli, satu tidak halal, yang kedua asamnya asam banget. Kita alihkan pakai vinegar tapi yang standarnya halal. Jadinya asamnya nggak terlalu tajam," ujarnya.
Ia juga meracik saus teriyaki sendiri dengan pemasok terpercaya, demi mendapatkan cita rasa yang diinginkan. "Jadi tidak terlalu manis karena nasi kita sudah cenderung manis. Ada campuran rasa bawangnya (pada saus teriyaki)," lanjut pria yang sedang menyelesaikan semester akhir di perkuliahan bisnis ini.
Dalam sehari, Sushi Oishi bisa menghabiskan sekitar 5-8 kg nasi untuk semua cabangnya. Selain di dekat Grand Indonesia, cabangnya tersebar di beberapa titik.
"Lokasi kita ada di Kelapa Gading, ada di Sunter juga. Ada di Sabang, ada juga di sebelahnya GI (Kebon Kacang), terus kita juga ada di Pontianak kita buka. Terus ada di juga Pasar Baru, tapi hanya online saja," tutur Jason.
Mengenai jam buka, kalau cabang di GI buka mulai pukul 10.00 sampai 22.00. "Untuk cabang yang lain, kita bukanya mulai beroperasional jam 14.00-22.00," tambah Jason.
Sushi Oishi dimiliki oleh anak muda. Baca kisah suksesnya di halaman selanjutnya.
Bisnis sushi anak muda
![]() |
Jason masih terbilang sangat muda saat merintis Sushi Oishi pada 2019. Kala itu ia baru masuk kuliah, usianya 18 tahun. Ia punya alasan kuat untuk berbisnis kuliner.
Jason mengatakan, "Menurut saya bisnis kuliner adalah bisnis yang never ending ya. Pandemi pun kita tetap bisa survive karena kan setiap hari orang perlu makan. Kedua, karena saya pun juga menjadi support untuk keluarga. Jadi bisa buat bantu papi dan mami. Mereka dukung banget."
Ia tak sembarangan ketika memutuskan jual sushi. Jason belajar membuat sushi dengan teman ayahnya yang merupakan eks chef di Amerika Serikat.
Ia lelu menurunkan ilmu ini pada setiap pegawai Sushi Oishi. Mereka harus jalani pelatihan membuat sushi, setidaknya 2 minggu sebelum bekerja.
Jason juga menekankan pada pegawainya bahwa bekerja membuat sushi tak ubahnya membuat karya seni. Perlu passion dan rasa cinta yang besar. Jika perasaan tidak enakpun, maka rasa sushi yang dibuat akan berantakan.
Ke depannya, Jason mengatakan akan menambah cabang Sushi Oishi. Ia juga punya menu baru berupa nasi mentai. Harganya Rp 20.000 dengan pilihan isian daging sapi, daging ayam, dan salmon.
Ia juga berencana memperluas pasar dengan bikin merek baru yang khusus menjual rice bowl. "Untuk menyasar yang merasa nggak kenyang kalau cuma makan nasi," pungkasnya.