Telur Asin Dulu Jadi Makanan Sesaji untuk Dewa Bumi, Begini Sejarahnya

Telur Asin Dulu Jadi Makanan Sesaji untuk Dewa Bumi, Begini Sejarahnya

Tim detikjateng - detikFood
Sabtu, 17 Sep 2022 11:30 WIB
Tips memilih telur asin
Foto: detikcom
Brebes -

Telur asin identik sebagai oleh-oleh khas Brebes. Panganan telur bercita rasa gurih nikmat ini punya sejarah menarik. Ternyata telur asin berawal dari bagian makanan sesaji lho!

Telur asin dan Brebes adalah dua hal yang tak bisa dipisahkan. Sebab ketika kamu mengunjungi kabupaten Brebes, bakal mendapati banyak penjual telur asin. Para pelancong pun kerap menjadikannya oleh-oleh.

Telur asin juga sudah ditetapkan sebagai warisan budaya takbenda (WBTb) oleh Kemdikbud. Terkait sejarahnya, Wijanarto selaku Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Brebes mengungkap fakta menarik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyebut telur asin bukan sekadar produk kuliner, namun di dalamnya terangkum pengetahuan dan keterampilan tradisional, filosofi kegotongroyongan, serta identitas sosial masyarakat Brebes.

Telur Asin Jadi Warisan Budaya TakbendaTelur Asin Jadi Warisan Budaya Takbenda Foto: Getty Images/iStockphoto/Riki Risnandar

Sejarah telur asin Brebes berawal dari tradisi warga keturunan Tionghoa dalam mengawetkan bahan makanan, termasuk telur. Makanan ini kemudian bisa dijadikan bekal perjalanan.

ADVERTISEMENT

Baca Juga: Cara Membuat Telur Asin dengan Cepat, Ini Kiatnya

"Jadi awalnya dari tradisi mengawetkan makanan dengan cara diasinkan. Peranakan Tionghoa selalu mengawetkan bahan makanan bila akan bepergian jauh sebagai bekal. Bukan hanya telur, jenis makanan lain juga diasinkan agar awet," kata Wijanarto di kantornya, Jumat (16/10/2020).

Berawal dari tradisi, telur asin Brebes mulai dikenal sebagai ikon makanan khas daerah setelah dikomersialkan sejak 1950-an. "Kalau kita lacak, telur asin ini berasal dari tradisi mengawetkan makanan dan ritus sesaji pada Sejit atau dewa bumi di klenteng-klenteng," ujar Wijanarto.

Wijanarto menuturkan, bermula dari sesaji untuk dewa bumi, masyarakat Tionghoa kemudian menjadikan telur asin sebagai bagian dari kekuatan untuk bertahan pada masa transisi pasca-kemerdekaan.

Baca Juga: Pria Ini Emosi, Pesan Udang Telur Asin Rp 132 Ribu tapi Tak Ada Udang Utuh

"Selepas revolusi, periode tahun 1945 sampai menjelang 1950, kondisi ekonomi saat itu dalam masa transisi setelah adanya dekolonisasi. Nah, telur asin yang sudah awet ini menjadi bagian ekonomi substansi masyarakat Tionghoa," kata Wijanarto.

telur asinTelur Asin Berawal dari Makanan Sesaji untuk Dewa Bumi bagi Masyarakat Tionghoa. Foto: iStock

"Lama-kelamaan telur asin ini kemudian memiliki aspek ekonomis. Nah, tahun 1950-an ini mereka baru memulai untuk mengomersialkan telur asin," imbuh dia. Masyarakat Brebes mulai mengenal telur asin pada 1960-an.

"Awalnya dari warga pribumi yang dipekerjakan untuk membuat telur asin oleh masyarakat Tionghoa. Setelah menyerap ilmunya, mereka membuat sendiri dan terus berkembang sampai sekarang," beber Wijanarto.

Dengan makin banyaknya orang yang membuat telur asin, banyak bermunculan pengusaha makanan ini. Bukan hanya warga Tionghoa, pribumi juga banyak yang menjadi pengusaha telur asin. Sejak itu Brebes mulai dikenal sebagai sentra telur asin.

Brebes sebagai penghasil telur asin diuntungkan oleh adanya Jalur Daendels atau Jalur Pantura. Kampung-kampung Pecinan dan kampung lain yang memproduksi telur asin tak jauh dari jalur ini.

Namun sayang, saat pembangunan infrastruktur Trans Jawa, beberapa usaha telur asin Brebes terjatuh. Baca artikel selengkapnya di sini.

Baca Juga: Sejarah Telur Asin Brebes, Salah Satu Warisan Budaya Tak Benda




(adr/adr)

Hide Ads