Banana pudding belakangan tengah nge-tren di berbagai negara, termasuk Indonesia. Kudapan ini memiliki tekstur creamy, sehingga lumer di mulut.
Buat yang belum tahu, dessert ini berisi potongan pisang yang diberi campuran krim di atasnya. Diketahui, banana pudding pertama kali dikenal dari Magnolia Bakery, yang merupakan salah satu toko kue di New York, Amerika Serikat.
Kedai ini menjadi viral setelah muncul dalam serial televisi Sex and the City. Dan banana pudding menjadi salah satu item favorit pelanggan, terutama para pencinta makanan manis. Bahkan, banyak orang rela mengantri untuk mendapatkannya, lho.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, kamu nggak perlu jauh-jauh terbang ke Amerika Serikat untuk mencicipi nikmatnya puding pisang klasik ini. Karena makanan penutup ini bisa didapatkan di Jakarta. Salah satunya di toko Not Cookies milik Yunita amalia. Perpaduan antara pisang, cookie crumbs, dan vanilla cream-nya tak hanya sekadar lembut, tapi juga bikin nagih. Apalagi kalau dimakan dalam keadaan beku, sensasinya jadi seperti ice cream. Yummy!
Selain banana pudding, tersedia pula varian strawberry pudding yang juga laris diburu pembeli. Kudapan ini terdiri dari potongan buah strawberry segar, dipadukan dengan strawberry sauce, cookie crumbs, dan vanilla pudding. Uniknya lagi, banana dan strawberry pudding dikemas dalam jar, sehingga lebih mudah dan praktis untuk disantap. Untuk 1 jar-nya dijual dengan harga Rp 55 ribu. Kamu bisa memesannya secara online melalui Instagram @not.cookies.
(Untuk pudding ini) kami tidak menggunakan cream custard. (Tapi) kami menggunakan whipped cream yang di-mix dengan puding. Kami (juga) tidak menggunakan biskuit untuk isian dan topping. Kami menggunakan produk cookies kami sendiri," katanya saat dihubungi detikcom.
Di samping itu, kedai ini juga memiliki aneka kudapan manis yang tak kalah enak. Sebut saja nutella butter cookies, basque burnt cheesecake, hingga berry crumble bars.
Yunita mengatakan awal mula bisnisnya ia hanya iseng-iseng berjualan kue kering untuk lebaran di tahun 2019 silam.
"Awalnya (saya) coba-coba jualan, di luar expetasi banyak yang beli. Pertama kali jualan itu Lebaran 2019," katanya.
Yunita mengaku bersyukur karena adanya pandemi tidak berdampak pada usaha kuliner rumahannya. Hal ini karena sejak awal strategi promosi dan penjualannya sudah melalui platform online. Guna mendorong kemajuan bisnis Not Cookies, dia mengikuti program 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' yang digelar detikcom bersama Kraft Heinz Food Service. Dengan mengikuti kegiatan tersebut, Yunita berharap bisa menambah pengetahuan untuk mengembangkan bisnis kulinernya.
"Banyak hal-hal yang (semula) tidak saya tahu. (Tapi sekarang) menjadi tau supaya berjualan lebih proper," ungkapnya.
(ads/ads)