Mengangkat kisah tentang nasi goreng, buku Harry Nazarudin berjudul 'Nasgor Makanan Sejuta Mamat', meraih penghargaan buku dunia. Ini pesan dari penulisnya!
Budaya kuliner Indonesia yang begitu kaya tidak lepas akan makna yang begitu padat dan dalam. Tidak hanya bisa dinikmati sebagai makanan yang mengenyangkan ternyata catatan tentang budaya kuliner Indonesia ini bisa menjadi sesuatu yang menarik.
Terinspirasi dengan sebuah makanan yang sederhana dan merakyat, tak disangka Harry Nazarudin atau akrab disapa Kang Harnaz berhasil menyabet penghargaan bergengsi. Penghargaan bernama Gourmand Cookbook Awards ini dilaksanakan di Swedia dan bahkan mengalami kenaikan 20% peserta dari tahun-tahun sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Termasuk salah satunya kehadiran perwakilan dari Indonesia melalui buku berjudul "Nasgor: Makanan Sejuta Mamat." Harry Nazarudin selaku penulis buku tersebut ternyata punya pesan mendalam yang ingin disampaikan kepada para pembacanya. Buku ini menjuarai kategori E18 Rice dalam Gourmand Cookbook Awards.
Perlu diketahui bahwa Gourmand Cookbook Awards merupakan suatu penghargaan bergengsi untuk buku masakan dan buku minuman terbaik di dunia dalam berbagai kategori. Tujuan dari penghargaan ini adalah untuk mempromosikan "hidangan yang terbaik" dari semua negara ke ranah internasional dan juga untuk meningkatkan kesadaran yang lebih besar akan makanan dan minuman di seluruh dunia.
![]() |
Ketika dihubungi oleh detikcom (12/6) Harry menyampaikan banyak hal terkait bukunya. Harry bercerita banyak tentang inspirasinya menulis buku Nasgor: Makanan Sejuta Mamat hingga harapan yang disampaikan melalui bukunya tersebut.
"Inspirasi dari keinginan (membuat buku Nasgor: Mamat Makanan Sejuta Umat) supaya lebih banyak orang Indonesia paham soal kuliner Indonesia. Jadi saya ingin menulis buku yang ringan, mudah dibaca, namun berisi," kata Harry kepada detikcom.
Dari sekian juta hidangan tradisional Indonesia, Harry mengaku dirinya memiliki alasan sendiri untuk memilih nasi goreng sebagai tokoh utama dalam bukunya. Hal ini lantaran nasi goreng dinilai sebagai menu makanan yang merakyat dan dekat dengan semua orang.
"Kuliner yang dipilih itu nasi goreng atau nasgor yang sederhana dan diketahui semua orang," ungkap Harry.
Harry begitu berharap bahwa bukunya akan disukai oleh anak muda. Pendekatan terhadap generasi muda diharapkan akan membawa kuliner Indonesia ke arah yang lebih positif dari yang sebelumnya.
![]() |
Selain anak muda, Harry juga berharap para pecinta hidangan nasi goreng tidak hanya hobi menyantap makanannya saja tetapi juga menyukai bukunya. Bahasan yang ringan dan berbeda dengan buku kuliner yang biasanya didominasi oleh resep makanan menjadi pembeda yang dipercaya oleh Harry Nazarudin membuat bukunya bisa dinikmati baik seluruh lapisan masyarakat.
"Sasarannya anak muda yang minimal pernah makan nasgor. Buku ini juga dilengkapi QR Code jadi bisa dinikmati dengan gadget," kata Harry.
Untuk mendapatkan buku ini, kamu juga bisa membelinya secara online melalui toko online resminya pada platform Shopee yang bernama mcofficialstore dengan harga Rp 70.000.
Tidak hanya bercerita saja, melalui bukunya ini Harry juga punya pesan khusus. Terlebih setelah memenangkan Gourmand Cookbook Awards, Harry memiliki harapan besar bahwa buku yang dirancangnya bisa bermanfaat untuk masa depan kuliner Indonesia.
"Pesannya (dari saya untuk pembaca) ayo kita lebih menggali cerita kuliner lainnya dari Indonesia. Kalau Nasgor saja bisa menang di Gourmand Cookbook Awards, apalagi yang lain?" sambung Harry.
Tidak hanya berhenti pada nasi goreng saja, Harry mengungkapkan dirinya juga memiliki misi lanjutan untuk membawa kuliner Indonesia bisa mendunia. Ada beberapa tulisan hidangan lain yang sedang 'diracik' olehnya mulai dari Nasi Tumpeng, Nasi Jinggo, dan nasi lainnya.
Pencapaian ini tentunya menjadi angin segar baik bagi budaya kuliner Indonesia maupun para penulis tanah air. Hal ini membuktikan bahwa kesederhanaan kuliner Indonesia yang memiliki karakteristik kuat serta sejarah panjang tidak kalah saing dengan hidangan dan karya para penulis mancanegara.
(dfl/odi)