Tape singkong bisa diolah menjadi camilan enak. Tak hanya digoreng tepung atau dibakar, tape singkong juga bisa dipakai sebagai campuran kue.
Apalagi dengan rasa manis dan sedikit rasa asam hasil dari fermentasi, membuatnya semakin nikmat jika dipadukan dengan komponen lain. Adapun salah satu olahan tape singkong yang cukup populer yaitu prol tape. Dalam bahasa Jawa, prol berarti pecah, yang mendeskripsikan tekstur kue yang langsung 'pecah' di mulut saat digigit.
Prol tape memiliki tekstur dan aroma wangi yang khas. Karena bentuknya yang serupa bolu, banyak yang mengira prol tape sama saja dengan bolu tape. Padahal tidak, lho. Meski bahan dasarnya sama, yakni tape singkong, tetapi takarannya berbeda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah seorang baker bernama Ariesta Widiyasari mengatakan prol tape memiliki kandungan tape singkong yang lebih banyak ketimbang bolu. Kebalikannya, penggunaan tepung pada prol tape tidak sebanyak takaran saat membuat bolu.
Ariesta adalah seorang baker sekaligus pemilik usaha dari toko online bernama MOMMY Z Cake&Cookies. Di sini, prol tape menjadi salah satu signature menu yang banyak diminati oleh pembeli. Varian rasanya bermacam-macam, mulai dari original, keju, kismis, hingga almond. Atau mix 2 topping sekaligus. Untuk 1 loyang prol tape dibanderol dengan harga mulai Rp 65 ribu.
Selain prol tape, tersedia juga aneka kue dan bolu yang tak kalah nikmat. Sebut saja marmer cake, brownies cokelat, brownies red velvet, portuguese egg tart, serta almond crispy cheese. Buat yang penasaran menu serta harga yang ditawarkan bisa langsung kunjungi website mommyzcake atau laman Instagram @mommyzcakencookies.
Ariesta mengatakan bisnis bakery-nya berawal dari keinginan untuk membuat camilan lezat bagi ketiga anak laki-lakinya yang picky-eater alias pemilih dalam hal makanan. Dia pun menyiasatinya dengan membuat berbagai macam menu supaya mereka bisa doyan makan.
"Kebetulan saya juga penggemar acara masak memasak dari channel TV terutama membuat kue-kue. Mulailah di tahun 2016, saya coba memulai dengan membuat beberapa produk kue dan mencoba memasarkan ke beberapa teman di lingkungan sekolah anak, kerabat maupun saudara sendiri," jelasnya kepada tim detikcom, Kamis (24/2/2022).
Siapa sangka, ternyata produknya semakin laris. Sehingga dia memberanikan diri untuk ikut dalam beberapa event bazaar di sekolah dan expo yang digelar di Perpustakaan Nasional pada 2019. Penjualan semakin naik hingga dia bisa mengantongi omzet Rp 10 juta dalam sebulan. Jumlah tersebut ia dapatkan dari penjualan kue yang laku sampai 200 pack setiap bulannya.
Namun, sejak pandemi melanda Indonesia diakui Ariesta cukup berdampak pada bisnis MOMMY Z Cake&Cookies. Terutama terhadap ketersediaan bahan baku dan sumber daya manusia (SDM) untuk membantu proses produksi toko.
Tidak hanya itu, penjualannya juga menurun, sehingga ia mencoba bertahan dengan mengoptimalkan strategi promosi melalui kanal offline dan online.
"Mau tidak mau penjualan kini melalui offline maupun online. Apapun digerakkan supaya bisa tetap berjalan dan tetap survive," papar dia.
Demi mendorong kemajuan bisnis bakery yang sudah digeluti selama beberapa tahun terakhir, Ariesta mencoba ikut dalam program Kembangkan Bisnis Kulinermu dari detikcom dan Kraft Heinz Food Service. Harapannya ia bisa mendapatkan ilmu dan wawasan baru yang dapat membuat usahanya semakin berkembang dan lebih maju.
"Ilmu bertambah, banyak terinspirasi tidak hanya bagaimana penjualan dan mengembangkan produknya agar bisa diterima dan bisa lebih maju lagi," pungkasnya.
(ads/ads)