Cheesecake merupakan hidangan penutup yang populer di seluruh dunia. Di Indonesia pun makanan manis ini kerap menjadi tren. Ada berbagai macam jenis cheesecake, mulai dari Japanese cheesecake, French cheesecake, Italian cheesecake, kasekuchen, ostekake, tiropita, hingga New York cheesecake.
Dari sekian banyak jenis cheesecake, New York cheesecake memiliki keunikan tersendiri. Kue ini memiliki tekstur yang berbeda dari yang lain. New York cheesecake terbuat dari campuran krim keju, krim asam, telur, dan gula. Bagian bawahnya umumnya diberi remahan crackers yang dipadatkan.
Maka dari itu, kue keju ala Amerika Serikat itu memiliki tekstur yang padat tapi lembut. New York cheesecake juga disebut sebagai jenis cheesecake yang paling terkenal di seluruh dunia.
Di Tarakan, Kalimantan Utara misalnya, New York cheesecake buatan Budinur Derma Saputera laris dijual. Usaha Tarakan Food Project miliknya menjual New York cheesecake dengan harga Rp 20.000 per potong. Ada varian rasa original New York cheesecake, ada juga dengan kompot stroberi. Selain itu, ada juga menu yang terinspirasi cita rasa Indonesia, yaitu coco pandan aren cheesecake.
"Dimulai dari crumble aroma kelapa muda, cheesecake dengan cream cheese natural tambah endapan daun pandan asli, terakhir lapisan cream gula aren dengan parutan kelapa kering. Serasa makan kue tradisional Indonesia," kata Budinur melalui Instagram @tarakanfoodproject.
Selain cheesecake, Tarakan Food Project juga menjual berbagai makanan penutup, dan kudapan manis lainnya. Usaha makanan online ini juga berkolaborasi dengan usaha makanan lainnya dan menawarkan paket kombinasi. Seperti paket bundle cheesecake Tarakan Food Project dan es kopi susu milik Bonsai Coffee Tarakan.
Budinur mengatakan ia memulai usahanya ini sejak lima tahun lalu. "Awal setelah PHK, dengan modal Rp 500.000 memulai usaha dessert dan ayam geprek, dimulai di bulan Mei 2017," katanya kepada detikcom.
Kini, ia memperoleh omzet Rp 5,5 juta dari penjualan 35 item per bulannya. Meskipun Budinur mengakui penjualan Tarakan Food Project sempat menurun jauh akibat dampak pandemi COVID-19. Maka dari itu, usaha makanannya itu sepenuhnya mengandalkan platform online.
Budinur pun tetap giat menambah ilmu untuk mengembangkan usahanya itu. Seperti dengan mengikuti program pengembangan usaha 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' dari detikcom bersama Kraft Heinz Food Service. Program tersebut sengaja digelar oleh detikcom dan Kraft Heinz Food Service untuk mendukung usaha kuliner Tanah Air agar bisa naik kelas.
"Banyak ilmu yang di dapat, terutama cara mengembangkan usaha kuliner. Saya berharap dapat menerapkan dan menjadikan usaha kuliner kami lebih berkembang" kata Budinur soal pengalamannya mengikuti program itu.
Simak Video "Mengintip Bisnis Kuliner Japanese Fusion Rieta Amilia di Kemang"
(fhs/ega)