Pandemi COVID-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun ini berdampak pada perekonomian masyarakat. Sektor yang turut terkena imbasnya adalah UMKM di bidang makanan dan minuman.
Hal itulah yang dialami oleh pemilik Resto Central Alfrecha Feblinesia. Restorannya nyaris gelar tikar setelah 13 tahun berdiri di Batam. Saat pandemi, pengunjung restoran sempat turun drastis dan tentunya mempengaruhi omzet.
Ia pun mendapatkan kesempatan mengambil alih Resto Central pada masa awal pandemi, di mana jumlah pelanggan dine-in berkurang drastis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tamu dine in sangat drastis turun dan tentu saja mempengaruhi omzet," ungkap Alfrecha kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Dengan maraknya pemasaran daring di kala pandemi, Resto Cenral kini berspesialiasi pada nasi tumpeng.
Resto Central sampai saat ini tetap bertahan dan meraup sekitar Rp 200 jutaan setiap bulan dari penjualan 300 porsi nasi tumpeng. Perubahan konsep usaha menjadi solusi saat pandemi terjadi.
"Pivot (berputar). Setelah trial error selama setahun, akhirnya ketemu! Fokus (usaha makanan) di tumpeng dan teman-temannya, dengan strategi marketing online," ungkapnya.
Varian nasi tumpeng yang ditawarkan Resto Central cukup beragam. Tidak hanya kerucut seperti pada umumnya. Ada yang berbentuk rice box, nasi rantang, tower, nasi kotak, nasi bakul, dan lain-lain. Pelanggan juga bisa custom variasi nasi tumpeng sendiri.
Pilihan menu nasi untuk tumpengnya pun beragam. Mulai dari nasi putih, nasi liwet, nasi kuning, nasi uduk, nasi goreng, dan nasi hainam.
"Ga ada yang beginian di Batam selain di Resto Central," tulis @restocentral dalam unggahan Instagram-nya.
Sebagai informasi, Alfrecha mengikuti program pengembangan usaha 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' dari detikcom bersama Kraft Heinz Food Service. Program tersebut sengaja digelar oleh detikcom dan Kraft Heinz Food Service untuk mendukung usaha kuliner Tanah Air agar bisa naik kelas.
"Acara sangat insightful. Bagi ilmunya nggak pelit-pelit," ujarnya usai mengikuti acara tersebut.
(prf/ega)