Mustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan Pangan

Mustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan Pangan

Angling Adhitya Purbaya - detikFood
Senin, 27 Des 2021 11:30 WIB
Mustikarasa, Buku Masak Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan Pangan
Foto: detikcom/Angling Adhitya Purbaya
Semarang -

Mustikarasa, buku tebal lebih dari 1.200 halaman peninggalan Pemerintahan Presiden Soekarno menjadi "kitab" masakan nusantara dengan 1.600-an resep. Ini adalah buku resep satu-satunya yang dikeluarkan pemerintah dengan harapan kedaulatan pangan.

"Buku ini sebenarnya buku yang direncanakan dalam periode yang panjang oleh Bung Karno dari sejak pertengahan 1950-an karena dia membaca sebuah hasil riset dari FAO, badan dunia untuk pangan, Indonesia dalam 50 tahun kedepan, awal merdeka itu terancam krisis pangan," kata Sejarwan JJ Rizal di sela acara Tour de Mustikarasa on Stage di Kota Lama Semarang, Jumat (23/12/2021) lalu.

Menteri Pertanian tahun 1960, Azis Saleh usai rapat dengan Soekarno memberikan tugas kepada Lembaga Teknologi Makanan untuk menyusun buku resep yang lengkap dari seluruh penjuru Indonesia. Kemudian muncul Surat Keputusan Menteri Pertama no. 304/M.P/1961.tg.:29/6/1961 dan no. 136/M.P/1962, tanggal 15-10-1962 dan dibentuk Panitia Buku Masakan Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan PanganMustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan Pangan Foto: detikcom/Angling Adhitya Purbaya

"Bung Karno merancang sebuah politik pertahanan pangan kemudian menjadi politik kedaulatan pangan dalam satu dewan yaitu Dewan Perancang Nasional. Dia dari situ mencari akal bagaimana caranya menemukan alat untuk menyampaikan gagasan itu. Kemudian disampaikan dalam bentuk buku namanya Mustikarasa," jelasnya.

Panitia mengumpulkan resep dari seluruh Indonesia dengan keterbatasan alat komunikasi pada saat itu. Situasi politik pun nyaris membuat buku tersebut tidak bisa menjadi kenyataan. Buku itu akhirnya bisa terbit tahun 1967.

ADVERTISEMENT

"Diusahakan dari tahun 1950-an akhir tapi tidak selesai, pada tahun 1965 ada peristiwa G30S. Soekarno dijatuhkan. Di masa senja Soekarno minta buku ini segera diselesaikan dan segera diterbitkan, kalau tidak maka tidak akan terbit," ujar JJ Rizal.

Mustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan PanganMustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan Pangan Foto: detikcom/Angling Adhitya Purbaya

JJ Rizal menemukan buku asli cetakan pertama di toko loak dan memang sudah cukup langka. Ia takjub dengan isinya sehingga ingin menyampaikan kepada masyarakat Indonesia. Tahun 2016 Mustikarasa kembali diterbitkan dan ia memberikan pengantar.

"Saya tidak mengubah isinya, masih sama seperti dulu," tegasnya.

Ia juga menjelaskan isi buku tersebut tidak hanya sekedar resep makanan nusantara namun ada maksud Indonesia menuju kedaulatan pangan dengan belajar dari leluhur tentang beragamnya masakan dan tidak hanya berbahan dasar nasi.

"Menjelang 100 tahun merdeka persoalan tentang krisis pangan itu belum ada jawabannya. Jadi kita harus balik lagi apa yang diamanatkan bung Karno bagaimana dalam buku itu kita dikasih liat bahwa nilai dari Cantel, nilai dari jagung, nilai dari ketela, sagu terutama itu setara dengan nasi. Harusnya mulai beralih deversifikasi pangan untuk menuju kedaulatan pangan dan selamatkan Indonesia ke depan dengan makanan. Maka balik ke Mustikarasa, karena Mustikarasa mengajak kita untuk bergerak ke konsumsi pangan yang lebih beragam, bukan hanya beras," tutur JJ Rizal.

Mustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan PanganMustikarasa, 'Buku Masak' Warisan Bung Karno untuk Kedaulatan Pangan Foto: detikcom/Angling Adhitya Purbaya

Tak Hanya soal resep dan cara membuat, dalam buku itu juga dijelaskan soal bahan-bahan makanan, tanaman, kondisi dapur yang direkomendasikan, kandungan gizi dari bahan makanan, bagian-bagian hewan yang bisa dimanfaatkan, dan masih benyak lagi. Penjelasan cara masak dibuat sederhana dan singkat.

Uniknya, meski sudah cetakan kedua, isi buku masih dalam ejaan lama, sehingga kita berasa membuka buku resep masa lalu yang dulu disadur ibu atau nenek kita. Contoh resep yang ada antara lain Perkedel asal Ambon dimana pada umumnya perkedel berbahan dasar kentang namun kali ini adalah dengan ikan kembung. Resep minuman pun ada mulai dari Sekoteng, Cendol Jagung, Wedang Ublek, dan lainnya.

Untuk memperkenalkan secara luas buku itu, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tahun depan akan menggelar Tour De Mustika Rasa On Stage Tahun 2022 di sejumlah Kota di Indonesia. Kick off atau Launching sudah digelar di Kota Semarang, Jawa Tengah. Acara itu merupakan salah satu pembinaan ideologi Pancasila lewat pangan yang juga sangat beragam di Indonesia.

"Kita sampaikan ke seluruh Indonesia, launching diadakan di Semarang, kota yang alkuturasi budayanya cukup komplit, termasuk soal pangannya," kata Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan BPIP, Prakoso.




(raf/odi)

Hide Ads