UNESCO baru saja menambahkan 39 tradisi ke dalam daftar warisan budaya. Empat tradisi kuliner ini termasuk yaitu mencari jamur truffle hingga menghias perahu dengan buah dan sayur segar!
Pada Jumat (17/12/21), United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengumumkan 39 tradisi masuk ke dalam daftar warisan budaya. Tradisi yang datang dari berbagai negara ini ditambahkan oleh Komite Antar Pemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Takbenda.
Mengutip Travel and Leisure (20/12/21), daftar warisan budaya ini menjadi sebuah tonggak sejarah untuk beberapa negara yang tradisinya baru pertama kali masuk UNESCO. Negara-negara itu antara lain Montenegro, Kongo, Denmark, Timor Leste, hingga Haiti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO menampilkan 630 elemen dari 140 negara. Tradisi yang masuk semakin beragam, mulai dari kaligrafi Arab, tarian dan nyanyian drum Inuit Denmark, sup Haiti, hingga berburu jamur truffle di Italia.
Kini total ada lebih dari 1.100 situs Warisan Dunia yang tersebar di lebih dari 167 negara. Warisan itu mencakup kombinasi situs budaya, alam, dan campuran situs tersebut.
Dari 39 tradisi yang masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO tahun ini, inilah 4 tradisi yang terkait kuliner:
1. Ceebu JΓ«n - Senegal
![]() |
Dari Senegal, hidangan Ceebu JΓ«n alias Thieboudienne berhasil masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Thieboudienne merupakan masakan yang amat populer di Senegal, terutama di kalangan penduduk pesisir.
Nama hidangan ini secara harfiah berarti "nasi dan ikan". Ceebu JΓ«n juga diberi campuran aneka sayuran seperti wortel, kubis, terung, labu, dan bawang bombai. Campuran ini kemudian diberi aneka rempah dan bumbu yang gurih, pedas, dan menyegarkan.
Ceebu JΓ«n biasanya dinikmati bersama-sama dan dimakan langsung dengan tangan. Ceebu JΓ«n dianggap sebagai lambang keramahan masyarakat Senegal.
2. Berburu truffle - Italia
![]() |
Truffle adalah jenis jamur istimewa dari Italia. Harganya mahal, aromanya spesial, dan rasanya nikmat. Sayangnya mendapatkan jamur truffle tak semudah dibayangkan. Proses inilah yang kemudian membuat truffle menjadi istimewa.
Truffle yang tumbuh di bawah tanah tak bisa dipanen langsung oleh manusia. Butuh bantuan indera penciuman anjing terlatih yang tajam untuk menemukan lokasi tumbuhnya jamur langka ini. Pemburu truffle juga harus mengerti kondisi cuaca, lingkungan, dan vegetasi di sekitarnya.
UNESCO menyebut pengetahuan soal berburu truffle diwariskan di Italia secara turun temurun selama berabad-abad, hanya dari mulut ke mulut.
Tradisi berburu truffle dikenal juga dengan sebutan tartufai. Biasanya masih dijalani masyarakat yang hidup di area pedesaan Italia. Ada dua langkah utama berburu truffle yaitu mencari truffle dan mengekstraksinya.
Apa lagi ya tradisi kuliner lain yang baru masuk ke dalam daftar UNESCO?
3. Parade Corso - Belanda
![]() |
Dari Belanda, UNESCO memasukkan parade Corso dalam Daftar Warisan Budaya Takbenda. Parade ini sudah ada sejak akhir abad 19. Dilangsungkan setiap tahun, nantinya peserta parade Corso bakal menghias perahu mereka secantik mungkin.
Hiasan yang dipakai terdiri dari aneka bunga, buah, dan sayur. Terkadang parade Corso juga menampilkan orang-orang dengan kostum khusus. Selain di sungai, parade Corso juga berlangsung meriah di jalan-jalan. Biasanya ada elemen pendukung seperti penampilan para band dan pemain teater.
Menyiapkan parade Corso terbilang lama. Butuh waktu berbulan-bulan bagi sekelompok orang yang tertarik untuk menyiapkan semuanya, termasuk menambahkan bunga, buah, dan sayuran segar beberapa hari sebelum parade berlangsung.
Biasanya besaran perahu bisa mencapai lebar 20 meter dan tinggi 10 meter. Perahu ini bisa dijalankan dengan mesin atau didorong manual. Perahu-perahu yang berpartisipasi nantinya bakal dinilai karena parade corso tak ubahnya kompetisi. Akan ada pemenang perahu terbaik dan sebagainya.
UNESCO menyebut parade Corso tak sekadar menghias perahu. Kebiasaan masyarakat menikmati minuman dan makanan bersama setelah merampungkan perahu mereka juga menjadi bagian penting yang menambah solidaritas di antara mereka.
4. Sup joumou - Haiti
![]() |
Satu lagi tradisi kuliner yang berhasil masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Dari Haiti ada sup joumou atau giraumon. Berupa sup labu yang dibuat dengan campuran aneka sayuran, tumbuhan, daging, pasta, dan rempah. Sup joumou disebut sebagai hidangan perayaan yang sangat erat kaitannya dengan identitas budaya Haiti.
Hidangan ini juga meningkatkan kebersamaan di antara masyarakat Haiti. Dulunya sup ini disediakan untuk pemilik budak. Orang Haiti kemudian mengambil alih kepemilikan sup ketika mereka memperoleh kemerdekaan dari Prancis. Mereka mengubahnya menjadi simbol kebebasan yang baru didapat, ekspresi martabat, serta ketahanan mereka.
Bahan utamanya yaitu labu giraumon, jenis labu yang pernah dibudidayakan oleh penduduk asli Karibia. Biasanya sup joumou dinikmati di hari kemerdekaan Haiti atau ketika sarapan di hari Minggu.
Simak Video "Video: Rendang akan Diusulkan ke UNESCO"
[Gambas:Video 20detik]
(adr/odi)