Tikel dan Bangat, Kue khas Suku Sasak Lombok yang Legit

Tikel dan Bangat, Kue khas Suku Sasak Lombok yang Legit

Yenny Mustika Sari - detikFood
Selasa, 21 Des 2021 12:00 WIB
Tikel dan Bangat, Kue Tradisional Suku Sasak Lombok
Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari
Jakarta -

Suku Sasak Lombok memiliki kue tradisional berbahan dasar beras ketan yang rasanya legit. Seperti Tikel dan Bangat yang jadi favorit suku Sasak.

Lombok, Nusa Tenggara Barat identik dengan destinasi wisata berupa pantai, namun banyak juga desa wisata yang bisa dikunjungi. Salah satunya Desa Sukarara yang berlokasi di Lombok Tengah ini menjadi tempat tinggal masyarakat suku Sasak. Selain itu, desa ini juga menjadi pusat kerajinan kain tenun Songket Sukarara.

Tim detikFood bersama rekan redaksi lainnya berkesempatan mengunjungi Desa Wisata Sukarara dalam rangkaian Toyota Corolla Cross Hybrid Road Trip Explore Mandalika (20/11). Tak hanya dapat melihat langsung proses menenun, tim detikFood juga dikenalkan dengan kue tradisional khas suku Sasak yang digemari warga Desa Sukurara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adalah Tikel dan Bangat, kue tradisional yang kerap mereka santap dalam kegiatan sehari-hari. Saat itu, kami juga melihat bagaimana para warga menikmati kue tersebut sambil menenun.

Baca Juga: Warung Suramadu: Harum Gurih Sate Kelapa yang Legendaris di Tebet

ADVERTISEMENT
Tikel dan Bangat, Kue Tradisional Suku Sasak LombokTikel dan Bangat, Kue Tradisional Suku Sasak Lombok Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari

Amin, salah seorang warga dari Suku Sasak di Desa Sukarara menjelaskan seperti apa kue tikel dan bangat ini kepada detikFood. Ternyata bahan utama untuk membuat tikel dan bangat adalah beras ketan.

"Tikel dan bangat ini bahan utamanumya dari ketan. Terus dicampur sama santan kelapa," kata Amin

"Untuk tikel ini dibungkusnya pakai daun kelapa dia janur. Rasanya gurih manis, dikasih isian kacang merah itu. Kalau bangat sama dia dari beras ketan, dibungkusnya daun pisang. Masaknya hampir seharian biar teksturnya kenyal. Nah ini dimakannya pakai kelapa parut gula aren," jelas Amin.

Tikel dan bangat memiliki ciri khas yanh berbeda walaupun sama-sama terbuat dari beras ketan. Tikel terbuat dari beras ketan yang dicampurkan kacang merah dan rasanya manis gurih, dililit dengan helaian daun kelapa atau janur. Tikel sekilas mirip dengan lepet, kue khas Jawa Barat.

Baca Juga: Nampol! 20 Kwetiau Babi Bumbunya Mantap Ada di Sini!

Untuk bangat, kue ini juga terbuat dari beras ketan yang di campur santan. Kemudian direbus selama hampir seharian, paling sebentar 6 jam. Ukuran bangat juga lebih besar dari tikel dan berwarna kehijauan. Untuk menikmatinya juga harus dipotong terlebih dahulu.

Tikel dan Bangat, Kue Tradisional Suku Sasak LombokTikel dan Bangat, Kue Tradisional Suku Sasak Lombok Foto: detikFood/Yenny Mustika Sari

Sekilas bangat ini mirip dengan lopis atau lemang. Hanya saja cocolan untuk menikmatinya berbeda. Kalau lopis menggunakan taburan kelapa dan saus gula merah, lalu lemang menggunakan tape ketan, sedangkan banget disantap bersama kelapa parut yang dicampurkan gula aren.

Tikel dan banget biasa dikonsumsi dalam kegiatan sehari-hari oleh warga suku Sasak di Desa Sukarara. Tak hanya itu, kue tradisional tikel dan banget ini juga sering disajikan dalam perayaan besar. Seperti pesta pernikahan, tahlilan orang meninggal hari ke-9, khitanan, hingga panen.

"Dihidangkan pas ada hajatan, kayak pesta kawin. Pas 9 harinya orang meninggal juga, anak sunatan, panen juga," ujar Amin.

Baca Juga: Keseruan Jennie dan Jisoo BLACKPINK Saat Bikin Mandu, Intip Yuk!




(yms/odi)

Hide Ads