Nama kembang tahu mungkin tak cukup akrab di telinga anak muda saat ini. Jajanan yang satu ini bisa dikatakan sebagai dessert tradisional yang cocok untuk dinikmati di musim hujan karena dapat menghangatkan badan.
Padahal, dessert yang satu ini diketahui merupakan salah satu makanan akulturasi di Indonesia yang diperkirakan telah dibawa oleh penduduk China sejak abad ke-19 dan mengalami adaptasi terhadap budaya Indonesia.
Kembang tahu memiliki tekstur creamy lembut yang mirip pudding dengan cita rasa tradisional khas Nusantara. Umumnya, kembang tahu disajikan dalam kuah jahe manis yang membuat dessert ini nikmat disantap di musim hujan seperti sekarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dessert yang satu ini memiliki beragam nama panggilan yang berbeda di masing-masing daerah. Misalnya, misalnya kembang tahu (Bangka Belitung, Jakarta, Palembang), wedang tahu (Semarang), tahoek (Solo), tahuwa (Surabaya), bubur tahu (singkawang).
Dahulu, kembang tahu banyak dijajakan di jalanan oleh para penjual keliling. Seiring dengan perkembangan zaman, kini kamu juga bisa membeli kembang tahu secara online. Salah satunya di usaha rumahan bernama Nuragalah milik Zieshen Giovanni Chang.
Zieshen mengaku usaha kembang tahu miliknya dimulai pada akhir 2020. Namun, ia sempat terbentur masalah modal dan permintaan pasar pada awal 2021 saat memulai Nuragalah.
Ia pun bermaksud mendirikan Nuragalah dengan tujuan melestarikan budaya serta berkontribusi terhadap masyarakat dan menjaga lingkungan hidup.
"Sehingga muncullah produk kembang tahu (kuliner Indonesia dengan pengaruh dari Tiongkok) yang dikemas dalam kemasan ramah lingkungan," ungkap Zieshen kepada detikcom.
"Nuragalah sendiri berasal dari kata 'nuraga' yang merupakan persamaan kata simpati, dengan imbuhan '-lah' yang berarti memberi perintah. Tujuannya, agar merek ini dapat menjadi pengingat untuk visi yang dibawa Nuragalah," imbuhnya.
Saat ini, Zieshen menawarkan produk kembang tahu dengan label merek Nuragalah secara online melalui Instagram. Ada dua varian kembang tahu yang ia tawarkan, yakni Wedang Jahe dan Jahe Vanili. Keduanya sama-sama nikmat untuk disantap di musim hujan.
Zieshen mengungkap pihaknya memproses tahu untuk dessert ini dari kedelai yang dibuat menjadi susu. Sehingga, hampir semua prosesnya dibuat dari awal dan terjamin kualitasnya. Ia pun memilih kemasan ramah lingkungan untuk packaging kembang tahu Nuragalah demi supaya sampah yang dihasilkan dapat diminimalisir dan mudah terurai.
Ia pun mengaku selama pandemi ini pihaknya gencar melakukan pemasaran selama online. Tak hanya itu, ia juga mencari mentor untuk usaha sehingga bisa mengarahkan usaha, serta mengikuti kelas untuk bisa mengembangkan diri salah satunya 'Kembangkan Bisnis Kulinermu' yang digelar detikcom bersama Kraft Heinz Food Service.
Zieshen mengatakan kegiatan pengembangan bisnis kuliner ini memberikan pengalaman yang asyik buatnya serta membuat ia termotivasi untuk terus berkembang dan semangat menjalani usaha.
Ia berharap melalui ajang ini, pihaknya juga bisa mengembangkan bisnis lebih besar lagi.
"Dapat membangun koneksi dengan bisnis serupa dan berkolaborasi. Bisa menerapkan apa yang dipelajari, usahanya bisa lebih dikenal oleh banyak orang, juga bisa berkontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan," harapnya.
(ega/ega)