Warung Bu Spoed, Bertahan Selama 1 Abad Berkat Resep Turun-Temurun

detikcom/Heri Susanto - detikFood
Senin, 06 Des 2021 08:00 WIB
Foto: dok. Warung Makan Bu Spoed
Yogyakarta -

Tak banyak usaha keluarga yang bisa bertahan selama satu abad. Apalagi warung makan yang mampu mempertahankan cita rasa sampai generasi keempat.

Di Kota Yogyakarta, tepatnya di Jalan Ibu Ruswo No 32, Kemantren Gondomanan, ada satu warung makan yang bertahan sampai satu abad lebih. Warung makan itu bernama "Warung Makan Bu Spoed" yang berdiri sejak 1920.

Pemilik Warung Makan Bu Spoed Sari Dwijayanti mengungkapkan, dirinya hanya mengetahui berdasarkan cerita dari sang ibunya generasi ketiga soal awal mula pendirian warung ini. Pendiri pertama yaitu Mbah Harjo yang merupakan nenek buyutnya.

"Sejak awal berdiri sebenarnya di (bangunan yang sekarang) pojok beteng timur utara. Sampai, ada revitalisasi terus pindah ke sini," kata Sari, ditemui detikcom, Sabtu (4/12/2021) di warung makannya.

Baca juga: Pasangan Ini Buktikan Makan di Nusr Et Steakhouse Turki Jauh Lebih Murah

Warung Makan Bue Spoed Legendaris Berusia 1 Abad Foto: dok. Warung Makan Bu Spoed

Ia mengungkapkan, di pojok beteng yang dulu hancur karena serangan tentara Inggris atau lebih dikenal sebagai "Geger Sapehi" itu awalnya sangat sederhana. Sama seperti bangunan lain hanya beruba anyaman bambu atau gedek.

"Ya dulu dari anyaman bambu jadi satu sama rumah hanya melayani bungkus dibawa pulang," katanya.

Menu makanan yang dijual Mbah Harjo saat itu, kata Sari, memang beberapa ada yang sudah tidak ada. Tapi, menu andalan seperti terik daging, empal goreng sampai paru krispi merupakan makanan yang dijual 100 tahun lalu. Total ada 60 menu setiap harinya yang disajikan.

"Kalau untuk oseng-oseng lombok peto sudah tidak ada sejak generasi ketiga atau simbah saya," katanya.

Baca juga: 5 Bakso Viral di Bogor Favorit Artis dan YouTuber, Pernah Coba?

Warung Makan Bue Spoed Legendaris Berusia 1 Abad Foto: dok. Warung Makan Bu Spoed

Soal penamaan warung yang berbeda dengan nama asli Bu Harjo, lanjut Sari, ada kisah tersendiri. Mulai dari sebutan pelanggan karena kecepatan tangan Mbah Harjo dalam melayani pembeli, keberadaan bengkel sepeda atau bahasa Jawa disebut "pit".

"Ada juga yang menamai warung Mbah Galak. Karena memang nilai-nilai yang diajarkan simbah adalah disiplin itu sampai sekarang," jelasnya.

Bahkan, karena sikap disiplin tersebut, kata Sari, pernah ada utusan Sri Sultan Hamengku Buwono X yang akan memborong tahu dan tempe bacem. "Tapi ditolak simbah karena tidak mau pelanggan yang jauh-jauh kecewa. Hanya diperbolehkan beli separo saja," katanya.

Tempe dan tahu bacem "Warung Makan Bu Spoed" ini sampai saat ini masih menjadi andalan. Sari mengaku, khusus menu itu sebaiknya datang pagi-pagi setelah warung buka. "Kalau jam 8.00 WIB setelah buka itu ramai biasanya. Setelah itu jam 09.00 WIB sepi baru ramai lagi 09.30 WIB," katanya.

Baca juga: 5 Tips Diet Meisya Siregar yang Kian Bugar Usai Turun BB 26 Kg



Simak Video "Mengintip Dapur Keraton Jogja, Cicipi Menu Makanan Sultan"

(dfl/odi)
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork