Potato gratin atau Potato Au Gratin merupakan salah satu makanan khas Prancis, yang juga populer di kalangan orang Eropa. Terbuat dari bahan dasar kentang, susu, dan keju, potato gratin biasanya dihidangkan sebagai side dish.
Meski lebih populer dikonsumsi orang Eropa, namun nyatanya saat ini potato gratin juga banyak dijual di Indonesia. Deden Ardiansah, pemilik aicooksanddrinks, menjadi salah satu pebisnis kuliner yang menawarkan hidangan khas Prancis ini.
"Singkatnya aicooksanddrinks dilahirkan pada bulan Mei 2020 sebagai alternatif dari usaha kami yang berhenti atau vakum karena pandemi Corona. Saat itu, pendapatan usaha kami berkurang drastis sekali bahkan tidak ada pemasukan sama sekali. Usaha kuliner ini berawal dari kebiasaan kami mengirimkan makanan kepada teman dan saudara di bulan Ramadhan dan Idul Fitri," ujarnya kepada detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk menghemat biaya, istri saya membuat makanan sendiri, saat itu, membuat Potato Au Gratin dan puding. Menurut mereka makanan yang kami kirimkan enak dan sesuai selera. Mereka menyarankan untuk menjual produk tersebut dan mulai meminta kesediaan kami untuk open PO," tambahnya.
![]() |
Selain dapat menjadi pengganti nasi, Deden mengatakan potato gratin juga cocok untuk disantap dengan sajian lainnya. Mulai dari sosis, telur, olahan daging, hingga salad.
"Potato au Gratin sebagai pilihan karbo bisa banget di-combine dengan makanan lainnya seperti chicken pok pok, sausage BBQ, boiled egg, atau olahan daging ayam, sapi, telur, dan lainnya. Apalagi ditambah salad dengan mayonaise. Alternatif menu untuk makan siang atau malam yang sehat dan menyenangkan," jelas Deded dikutip dari Instagram @aicooksanddrinks.
Selain menyediakan potato gratin, aicooksanddrinks juga menjual es buah leci 'Snow White' yang lengkap dengan isian jelly, leci, dan nata de coco. Minuman ini dikombinasikan dengan biji selasih, susu, dan sirup leci. Ada juga makanan lainnya seprti puding dan bakes fusili.
Dalam satu bulan, Deden mengatakan dapat menjual hingga ratusan box dengan pendapatan sekitar Rp 5 juta hingga Rp 17,5 juta.
"Penjualan di tahun 2020 sekitar 135 boks per bulan. Sedangkan penjualan di 2021 sebanyak 111 box per bulan," katanya.
Meski pandemi sedikit berdampak terhadap usahanya, Deden menyebut pandemi juga membuatnya berinisiatif untuk menghadirkan konsep ghost kitchen. Di samping itu, ia juga memanfaatkan penjualan secara online melalui layanan pesan antar GoFood dan GrabFood.
"Dampak pandemi kita jadi punya usaha baru, yaitu usaha kuliner (ghost kitchen) walaupun skalanya UMKM. Semua kegiatan kami dilakukan secara online, per Juli 2021 kami mulai berjualan di aplikasi penjualan makanan online (GoFood & GrabFood)," ungkapnya.
Sebagai informasi, Deden merupakan foodpreneur peserta 'Kembangkan Bisnis Kulinermu'. Acara ini digelar oleh detikcom bersama Kraft Heinz Food Service demi mendukung usaha kuliner Tanah Air agar bisa naik kelas.
(akd/odi)